A. Pengertian
Gastroenteritis adalah peradangan pada usus besar, usus halus yang disertai gastritis yang banyak disebabkan oleh infeksi makanan yang mengandung bakteri atau virus dengan gejala-gejala: berak-berak dengan konsistensi encer dan kadang-kadang disertai dengan muntah-muntah.
Gastroenteritis dapat menyerang segala usia, karena ia disebabkan oleh mikroorganisme yang merupakan bagian dari flora yang menghuni tempat di seluruh permukaan bumi.
Berdasarkan golongan Gastroenteritis dibagi menjadi:
1. Pada bayi dan anak-anak
Bayi dan anak-anak dikatakan diare bila sudah lebih dari tiga kali perhari BAB, sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari empat kali perhari BAB.
2. Pada orang dewasa
Pada orang dewasa dikatakan diare bila sudah lebih dari tujuh kali dalam 2 jam BAB.
Jenis-jenis diare:
1. Diare cair akut
Keluar tinja yang encer dan sering ada terlihat darah, yang berakhir kurang dari 14 hari.
2. Disentri
Diare dengan adanya darah dalam feces, frekuensi sering dan feces sedikit-sedikit.
3. Diare persisten
Diare yang berakhir dlm 14 hari atau lebih, dimulai dari diare akut atau disentri.
Gastroenteritis bisa mengakibatkan sesorang mengalami dehidrasi, dehidrasi dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
1. Dehidrasi ringan
Tanda-tanda: ubun-ubun dan mata cekung, minum normal, kencing normal.
2. Dehidrasi sedang
Tanda-tanda: gelisah, sangat haus, nadi dan pernafasan agak cepat, ubun-ubun dan mata cekung, kencing sedikit dan minum normal.
3. Dehidrasi berat
Tanda-tanda: apatis, denyut jantung cepat, nadi lemah, tekana darah turun, warna urine pucat, pernafasan cepat dan dalam, turgor sangat jelek, ubun-ubun dan mata cekung sekali, dan tidak mau minum.
Atau yang dikatakan dehidrasi bila:
1. Dehidrasi ringan: kehilangan cairan 2-5% atau rata-rata 25ml/kgBB.
2. Dehidrasi sedang: kehilangan cairan 5-10% atau rata-rata 75ml/kgBB.
3. Dehidrasi berat: kehilangan cairan 10-15% atau rata-rata 125ml/kgBB.
B. Etiologi
Ada 5 jenis mikroorganisme penyebab utama Gastroenteritis, yaitu:
1. SalmonellaInfeksinya disebabkan oleh kontaminasi makanan dan minuman.
2. Escherichia Coli
Merupakan komensal (flora normal) dalam usus manusia tetapi ada beberapa jenis yang berbahaya, yang dapat menyebabkan Gastroenteritis seperti Entheropathogenik.
3. Vibrio
Organisme pathogen yang menyebabkan penyakit pada manusia apabila system imun tubuhnya lemah, jenisnya antara lain: Vibrio Diare dan Vibrio Elterr
4. Basillus
Disentri Basillus ditularkan secara peroral melalui air, makanan, lalat yang tercemar oleh ekstreta penderita, area yang diserangnya kolon dengan kegiatan terberat pada sigmoid.
5. Entero Virus
Terdiri dari Polio Virus, Coxashi Virus, dan Encho Virus.
Gastroenteritis bisa juga disebabkan oleh:
1. Infeksi parental : ISPA, Otitis Media Akut, saluran kemih.
2. Intoleransi: malabsorpsi karbohidrat, lemak.
3. Faktor makanan: keracunan, alergi.
C. Tanda dan Gejala
1. Kuman Salmonella
Suhu badan naik, konsistensi tinja cair/encer dan berbau tidak enak, kadang-kadang mengandung lendir dan darah, stadium prodomal berlangsung selama 2-4 hari dengan gejala sakit kepala, nyeri dan perut kembung.
2. Kuman Escherichia Coli
Lemah, berat badan sukar naik, pada bayi mulas yang menetap.
3. Kuman Vibrio
Konsistensi encer dan tanpa diketahui mules dalam waktu singkat terjadi, akan berubah menjadi cairan putih keruh tidak berbau busuk amis, yang bila diare akan berubah menjadi campuran-campuran putih, mual dan kejang pada otot kaki.
4. Kuman Disentri
Sakit perut, muntah, sakit kepala, BAB berlendir dan berwarna kemerahan, suhu badan bervariasi, nadi cepat.
5. Kuman Virus
Tidak suka makan, BAB berupa cair, jarang didapat darah, berlangsung selama 2-3 hari.
6. Gastroenteritis Choleform
Gejala utamanya diare dan muntah, diare yang terjadi tanpa mulas dan tidak mual, bentuk feses seperti air cucian beras dan sering mengakibatkan dehidrasi.
7. Gastroenteritis Desentrium
Gejala yang timbul adalah toksik diare, kotoran mengandung darah dan lendir yang disebut sindroma desentri, jarang mengakibatkan dehidrasi dan tanda yang sangat jelas timbul 4 hari sekali yaitu febris, perut kembung, anoreksia, mual dan muntah.
D. Patofisiologi
Normalnya makanan atau feses bergerak sepanjang usus karena gerakan-gerakan peristaltik dan segmentasi usus. Namun akibat terjadi infeksi oleh bakteri, maka pada saluran pencernaan akan timbul mur-mur usus yang berlebihan dan kadang menimbulkan rasa penuh pada perut sehingga penderita selalu ingin BAB dan berak penderita encer.
Dehidrasi merupakan komplikasi yang sering terjadi jika cairan yang dikeluarkan oleh tubuh melebihi cairan yang masuk, cairan yang keluar disertai elektrolit.
Mula-mula mikroorganisme Salmonella, Escherichia Coli, Vibrio Disentri dan Entero Virus masuk ke dalam usu, disana berkembang biak toxin, kemudian terjadi peningkatan peristaltik usus, usus kehilangan cairan dan elektrolit kemudian terjadi dehidrasi.
1. Karena gangguan osmotik
Karena makanan tidak bisa diserap lalu terjadi pergeseran cairan dan elektrolit ke usus, merangsang peristaltik usus.
2. Gangguan sekresi usus
Akibat rangsangan pada usus, menyebabkan peningkatan ekskresi cairan dan elektrolit ke usus lalu terjadi dehidrasi.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik usus menurunkan kesmpatan usus menyerap air sehingga timbul diare .
E. Penatalaksanaan Medis
1. Beri cairan untuk mengganti cairan yang hilang.
2. Monitor dan koreksi input dan output elektrolit.
3. Berikan antibiotik.
4. Koreksi asidosis metabolik
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan feses secara mikroskopis dan makroskopis.
2. Pemeriksaan kimia darah
3. Pemeriksaan analisa
4. Pemeriksaan hematologi
5. Pemeriksaan Linnates
G. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan keseimbangan cairaan dan elekktrolit berhubungan dengan dehidrasi
Intervensi:
a. Kaji penyebab dehidrasi
b. Kaji intake dan output caiarn
c. Anjurkan pasien untuk minum yang banyak
d. Lakukan pemeriksaan fisik
e. Monitor TTV pasien
2. Gangguan pemasukan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan distensi abdomen
Intervensi:
a. Kaji penyebab mual dan muntah
b. Kaji kebiasaan makan pasien
c. Jelaskan pentingnya nutrisi untuk keperluan tubuh
d. Anjurkan pasien untuk makan sedikit demi sedikit tapi sering
e. Kolaborasi: beri obat penambah nafsu makan/multivitamin
3. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan BAB yang sering dan encer
Intervensi:
a. Beri kompres air hangat
b. Atur posisi pasien senyaman mungkin
c. Kolaborasi: beri obat analgetik
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan BAB yang sering dan encer
Intervensi:
a. Kaji penyebab BAB
b. Anjurkan pasien untuk tidak makan makanan berlemak
c. Kaji penyebab pasien tidak bisa tidur
d. Monitor TTV
e. Ciptakan lingkungan yang nyaman untuk pasien
Selengkapnya...
Monday, January 12, 2009
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GASTROENTERITIS
Tuesday, January 6, 2009
Mengenal “KANKER PAYUDARA”
Kanker payudara merupakan salah satu kanker terbanyak pada wanita dan penyebab kematian tertinggi akibat penyakit kanker. Insidensi penyakit ini meningkat tetapi angka kematian akibat kanker payudara menurun, hal ini disebabkan penanganan yang semakin baik dan dengan ditemukannya stadium dini sangat menentukan angka kesembuhan yang tinggi. Penanganan kanker payudara bila ditemukan secara dini sebaiknya dikelola sebaik mungkin dan benar, karena bila dikelola salah akibatnya akan fatal. Untuk penanganannya harus benar-benar dibuat perencanaan yang matang, informconcern yang jelas kepada penderita, bagaimana prognosisnya, bagaimana mengelolanya sampai minimal 5 tahun, harus diingat prinsip-prinsip onkologi.
Faktor Resiko:
1. Ada riwayat keluarga yang menderita kanker
2. Mengandung gen BRCA1 dan BRCA2 yang mutasi
3. Menstruasi <>
4. Menopause terlambat
5. Pernah terkena radiasi
6. Nullipara
7. Mempunyai anak pertama > 30 tahun
8. Pengguna obat hormon yang lama
9. Obesitas
Gejala:
1. 90 % dengan keluhan ada benjolan dan biasanya tidak nyeri
2. Discharge dari papila
3. Retraksi papaila
4. Iritasi kulit payudara, dimpling, hyperemesis
Pemeriksaan:
1. SADARI/SARARI dimulai pada wanita usia 20 tahun, 7 hari setelah haid berhenti
2. Pemeriksaan klinis dianjurkan setiap 3 tahun 1 kali
3. Imaging dengan mammography ( pada wanita usia > 35 tahun dan massa tumor <>
Staging:
Dipakai sistem T (tumor) N (lymph node) M (metastasis)
Stadium diklasifikasikan I sampai IV
Prognosis Faktor:
Ditentukan oleh:
1. Ukuran tumor
2. Grade tumor
3. Usia
4. Status KGB
5. Hormonal : Estrogen dan Progesteron reseptor ( ER dan PR )
6. Immunohistokimia : her 2 neu / c erb B2
Pengobatan
Stadium I dan II
1. Mastektomi dengan diseksi KGB aksila plain 1 / dan 2.
2. Ditambah adjuvan radioterapi atau khemoterapi atas indikasi, misalnya stadium II A dan II B dengan T3N1Mo.
3. Dapat dilakukan Breast Conserving Therapy (BCT) bila tumor <>
4. Pengobatannya harus diketahui status ER / PR, dan c erb B2.
Stadium III
1. Penanganannya sangat kompleks, perlu tindakan preoperative khemoterapi atau radiasikemudian operasi, dan dilanjutkan khemoterapi atau radiasi hormonal terapi.
2. Tindakan operasi saja akan meningkatkan angka kekambuhan yang tinggi dan memperburuk prognosis pasien.
3. Pengobatannya harus diketahui status ER / PR, dan c erb B2.
Stadium IV
4. Palliatif terapi
Kesimpulan
1. Kanker payudara merupakan penyakit yang mematikan
2. Sulit disembuhkan bila stadium lanjut
3. Pengobatannya tidak hanya 1 modalitas terapi saja tetapi memerlukan modalitas terapi lain
4. Pengobatan dan pengawasan penderita kanker payudara sangat panjang, 5 sampai dengan 10 tahun
Prinsip Bedah Onkologi:
“Tindakan pengobatan yang pertama harus benar, bila sudah salah tidak ada lagi tempat untuk membenarkannya”
Selengkapnya...