Wednesday, April 29, 2009

Susahnya Konsentrasi...

0 comments

Berikut ini adalah beberapa poin praktis yang bisa kamu coba atau praktikkan untuk berkonsentrasi...

1. Persiapan
Salah satu alasan mengapa orang sulit berkonsentrasi adalah orang sibuk ke sana ke mari ketika sedang membaca, cari pulpen, cari makanan/minuman kecil, dsb. Kesibukan kecil seperti ini tetap saja mengganggu konsentrasi kamu. Apalagi bila kamu bukan termasuk tipe orang yang cepat sekali mengingat apa yang kamu baca. Karena itu sebelum kamu mulai membaca, siapkan dulu segala sesuatu yang kamu perlukan. Siapkan buku (sumber utama dan sumber pendukung lain), alat tulis, dan makanan/minuman kecil.

2. One thing at a spesific time
Akan lebih baik dan sangat membantu jika kamu tidak berbuat hal lain ketika sedang membaca. Hindarilah apa yang disebut dengan multitasking syndrome (kecenderungan melakukan banyak hal pada waktu yang sama). Kalau kamu mau membaca buku, puaskan diri kamu dengan buku itu, dan tidak dengan hal lain. Kalau baru beberapa baris kalimat saja dan kamu sibuk mondar-mandir mengerjakan hal yang lain, kemungkinan besar apa yang sudah kamu baca akan sulit melekat dalam ingatan. Mengerjakan hal lain berarti membagi energi. Kalau kamu terlalu banyak mengeluarkan energi, kamu bisa kelelahan. Dan jika kamu sudah kelelahan maka kamu tidak akan bergairah lagi untuk membaca.

3. Menulis
Salah satu cara menjaga dan meningkatkan konsentrasi adalah menulis. Tepatnya menulis pokok atau inti materi atau teks yang sedang kamu baca. Menulis tidak hanya membuat kamu semakin berkonsentrasi, tetapi juga merangsang daya ingat. Pokok atau inti materi yang kamu baca itu bisa berupa kata kunci (keyword). Kata kunci atau kalimat itu bisa kamu tulis di pinggir halaman buku yang sedang kamu baca, buku lain, maupun di kertas tertentu.

4. Five more rule
Ada satu teknik sederhana yang bisa kamu coba ketika kamu sedang membaca buku. Just do five more! Ketika tiba-tiba muncul rasa bosan atau ingin mengerjakan hal lain, paksa diri kamu dengan mengatakan: lima menit lagi deh, atau lima halaman lagi deh. Semakin sering kamu menjalankan teknik ini, semakin bisa kamu berkonsentrasi. Pada akhirnya kamu akan tahu dan sadar bahwa setiap menit bermanfaat atau berguna dan kamu tidak ingin melewatkan menit-menit berharga itu tanpa pekerjaan atau hal yang penting. Dan usahakan agar setiap hari hukum itu bertambah. Kalau hari ini kamu bertahan selama lima menit, usahakan agar keesokan harinya kamu menambahnya menjadi enam menit. Lalu keesokan harinya lagi bertambah menjadi tujuh menit. Demikian seterusnya.

5. Do a thing wholeheartdly
Salah satu hal mengapa orang sulit berkonsentrasi pada apa yang dibaca adalah orang tidak tulus melakukannya. Untuk bisa berkonsentrasi, kamu harus tulus. Ketulusan merangsang munculnya kualitas. In order to do things better, do them with interest. Itu prinsip pertamanya. Ketulusan seperti itu bisa muncul kalau kamu tertarik. Jika kamu tidak merasa tertarik pada salah satu aspek pun pada apa yang sedang kamu baca, kamu akan mudah tergoda untuk cepat-cepat meninggalkannya. Karena itu, usahakan agar kamu membaca buku yang benar-benar kamu sukai, atau pokok bahasan yang benar-benar kamu inginkan.

6. Be gentle with yourself
Dengan kata lain, kamu harus yakinkan diri kamu bahwa kamu adalah tuan atas diri kamu dan bukan hal lain. Kamu adalah raja dan bukan hal lain. Kalau ketika kamu sedang membaca buku, tiba-tiba muncul dorongan untuk melakukan hal lain, kamu harus bilang: bukankah saya adalah tuan atas diri saya, dan bukan yang lain? Atau juga: mengapa hal seperti itu bisa menggoda dan mengendalikan saya? Kalau ternyata hal yang muncul itu penting, catat dulu di kertas lain. Setelah kamu selesai membaca baru beralih ke hal-hal lain itu. Jika hal yang muncul tiba-tiba itu sangat tidak penting dan tidak punya pengaruh apa-apa, ya abaikan saja!

7. Do something as if for first or last time
Supaya kamu bisa berkonsentrasi dan memperhatikan detail atau rinciannya, perlakukan hal itu seolah-olah kamu baru membacanya atau seolah-olah kamu tak punya waktu lain untuk membacanya selain hari itu. Prinsip seperti ini membantu kamu untuk fokus memperhatikan detailnya. Contoh atau penjelasan sederhana yang ada dalam buku yang kamu baca itu tak akan kamu lewatkan begitu saja. Ingat, apa yang kamu baca itu akan melekat dalam otak kamu.

8. Konsumsi makanan dan minuman
Ada beberapa jenis makanan yang dipercaya bisa membuat kamu lebih cepat berkonsentrasi dan lebih cepat ingat antara lain alpukat, pisang, telur, arbei, jeruk, salmon, dan bayam. Makanlah makanan itu sesering mungkin. Makanan seperti itu disebut orang dengan istilah brain foods. Banyak-banyaklah minum air putih ketimbang air berkarbonasi, karena otak membutuhkan glukosa yang sewajarnya. Disarankan untuk minum air putih 2 liter sehari. Sebelum mulai membaca, minumlah air putih terlebih dahulu.
Selengkapnya...

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HNP (HERNIA NUKLEUS PULPOSUS)

158 comments

I. LANDASAN TEORI
A. Pengertian

HNP adalah Suatu nyeri yang disebabkan oleh proses patologik dikolumna vertebralis pada diskus intervertebralis (diskogenik)

HNP adalah keadaan dimana nukleus pulposus keluar menonjol untuk kemudia menekan ke arah kanalis spinalis melalui anulus fibrosis yang robek.


B. Etiologi
HNP terjadi karena proses degenratif diskus intervetebralis.


C. Insidensi
Angka kejadian dan kesakitan banyak terjadi pada usia pertengahan. Pada umumnya HNP didahului oleh aktiivtas yang berlebihan, misalnya mengangkat beban berat (terutama mendadak) mendorong barang berat. Laki—laki lebih banyak dari pada wanita.


D. Gejala
Gejala utama yang muncul adalah rasa nyeri di punggung bawah disertai otot-otot sekitar lesi dan nyeri tekan.

HNP terbagi atas:
1. HNP sentral
HNP sentral akan menimbulkan paraparesis flasid, parestesia, dan retensi urine

2. HNP lateral
Rasa nyeri terletak pada punggung bawah, ditengah-tengah abtra pantat dan betis, belakang tumit dan telapak kaki.Ditempat itu juga akan terasa nyeri tekan. Kekuatan ekstensi jari ke V kaki berkurang dan refleks achiler negatif. Pada HNP lateral L 4-5 rasa nyeri dan tekan didapatkan di punggung bawah, bagian lateral pantat, tungkai bawah bagian lateral, dan di dorsum pedis. Kekuatan ekstensi ibu jari kaki berkurang dan refleks patela negatif. Sensibilitas [ada dermatom yang sdesuai dengan radiks yang terkena menurun. Pada percobaan lasegue atau test mengnagkat tungkai yang lurus (straigh leg raising) yaitu mengangkat tungkai secara lurus dengan fleksi di sendi panggul, akan dirasakan nyeri disepanjang bagian belakang (tanda lasefue positif). Valsava dab nafsinger akan memberikan hasil posistif.


E. Patofisiologi
Pada umumnya HNP didahului oeleh aktiivta syang berat dengan keluahan utamanya adalah nyeri di punggung bawah disertai nyeri otot sekitar lesi dan nyeri tekan . Hal ini desebabkan oleh spasme otot-otot tersebut dan spasme menyebabkan mengurangnya lordosis lumbal dan terjadi skoliosis.


F. Penatalaksanaan
1. Terapi konservatif
a. Tirah baring
Penderita harus tetap berbaring di tempat tidur selama beberapa hari dengan sikap yang baik adalah sikap dalam posisi setengah duduk dimana tungkai dalam sikap fleksi pada sendi panggul dan lutut. tertentu. Tempat tidur tidak boleh memakai pegas/per dengan demikina tempat tidur harus dari papan yang larus dan diutu[ dengan lembar busa tipis. Tirah baring bermanfaat untuk nyeri punggung bawah mekanik akut. Lama tirah baring tergantung pada berat ringannya gangguan yang dirasakan penderita. Pada HNP memerlukan waktu yang lebih lama. Setelah berbaring dianggp cukup maka dilakukan latihan / dipasang korset untuk mencegah terjadinya kontraktur dan mengembalikan lagi fungsi-fungsi otot.

b. Medikamentosa
1. Symtomatik
Analgetik (salisilat, parasetamol), kortikosteroid (prednison, prednisolon), anti-inflamasi non-steroid (AINS) seperti piroksikan, antidepresan trisiklik ( amitriptilin), obat penenang minor (diasepam, klordiasepoksid).

2. Kausal
Kolagenese.

c. Fisioterapi
Biasanya dalam bentuk diatermy (pemanasan dengan jangkauan permukaan yang lebih dalam) untuk relaksasi otot dan mengurnagi lordosis.

2. Terapi operatif
Terapi operatif dikerjakan apabila dengan tindakan konservatif tidak memberikan hasil yang nyata, kambuh berulang atau terjadi defisit neurologik.

3. Rehabilitasi
a. Mengupayakan penderita segera bekerja seperti semula
b. Agar tidak menggantungkan diri pada orang lain dalam melakkan kegiatan sehari-hari (the activity of daily living)
c. Klien tidak mengalami komplikasi pneumonia, infeksi saluran kencing dan sebagainya).


II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian

1. Identitas

HNP terjadi pada umur pertengahan, kebanyakan pada jenis kelamin pria dan pekerjaan atau aktivitas berat (mengangkat baran berat atau mendorong benda berat).

2. Keluhan Utama
Nyeri pada punggung bawah
P, trauma (mengangkat atau mendorong benda berat).

Q, sifat nyeri seperti ditusuk-tusuk atau seperti disayat, mendenyut, seperti kena api, nyeri tumpul atau kemeng yang terus-menerus. Penyebaran nyeri apakah bersifat nyeri radikular atau nyeri acuan (referred fain). Nyeri tadi bersifat menetap, atau hilang timbul, makin lama makin nyeri .

R, letak atau lokasi nyeri menunjukkan nyeri dengan setepat-tepatnya sehingga letak nyeri dapat diketahui dengan cermat.

S, Pengaruh posisi tubuh atau atau anggota tubuh berkaitan dengan aktivitas tubuh, posisi yang bagaimana yang dapat meredakan rasa nyeri dan memperberat nyeri. Pengaruh pada aktivitas yang menimbulkan rasa nyeri seperti berjalan, turun tangga, menyapu, gerakan yang mendesak. Obat-obatan yang ssedang diminum seperti analgetik, berapa lama diminumkan.

T Sifanya akut, sub akut, perlahan-lahan atau bertahap, bersifat menetap, hilang timbul, makin lama makin nyeri.

3. Riwayat Keperawatan
a. Apakah klien pernah menderita Tb tulang, osteomilitis, keganasan (mieloma multipleks), metabolik (osteoporosis).

b. Riwayat menstruasi, adneksitis dupleks kronis, bisa menimbulkan nyeri punggung bawah.

4. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Umum

* Keadaan umum
Pemeriksaan tanda-tanda vital, dilengkapi pemeriksaan jantung, paru-paru, perut.

1) Inspeksi
- Inspeksi punggung, pantat dan tungkai dalam berbagai posisi dan gerakan untuk evalusi neyurogenik
- Kurvatura yang berlebihan, pendataran arkus lumbal,adanya angulus, pelvis yang miring/asimitris, muskulatur paravertebral atau pantat yang asimetris, postur tungkai yang abnormal.
- Hambatan pada pegerakan punggung , pelvis dan tungkai selama begerak.
- Klien dapat menegenakan pakaian secara wajar/tidak
- Kemungkinan adanya atropi, faskulasi, pembengkakan, perubahan warna kulit.

2) palpasi dan perkusi
- Paplasi dan perkusi harus dikerjakan dengan hati-hati atau halus sehingga tidak membingungkan klien
- Paplasi pada daerah yang ringan rasa nyerinya ke arah yang paling terasanyeri.
- Ketika meraba kolumnavertebralis dicari kemungkinan adanya deviasi ke lateral atau antero-posterior
- Palpasi dan perkusi perut, distensi pewrut, kandung kencing penuh dll.

3) Neuorologik

4) Pemeriksaan motorik
- Kekuatan fleksi dan ekstensi tungkai atas, tungkai bawah, kaki, ibu jari dan jari lainnya dengan menyuruh klien unutk melakukan gerak fleksi dan ekstensi dengan menahan gerakan.
- Atropi otot pada maleolus atau kaput fibula dengan membandingkan kanan-kiri.
- Fakulasi (kontraksi involunter yang bersifat halus) pada otot-otot tertentu.

5) Pemeriksan sensorik
Pemeriksaan rasa raba, rasa sakit, rasa suhu, rasa dalam dan rasa getar (vibrasi) untuk menentukan dermatom mana yang terganggu sehingga dapat ditentuakn pula radiks mana yang terganggu.

6) Pemeriksaan refleks
- Refleks lutut /patela/hammer (klien bebraring.duduk dengan tungkai menjuntai), pada HNP lateral di L4-5 refleks negatif.
- Refleks tumit.achiles (klien dalam posisi berbaring , luutu posisi fleksi, tumit diletakkan diatas tungkai yang satunya dan ujung kaki ditahan dalam posisi dorsofleksi ringan, kemudian tendon achiles dipukul. Pada aHNP lateral 4-5 refleks ini negatif.

7) Pemeriksaan range of movement (ROM)
Pemeriksaan ini dapat dilakukan aktif atau pasif untuk memperkirakan derajat nyeri, functio laesa, atau untuk mememriksa ada/tidaknya penyebaran nyeri.


b. Pemeriksaan penunjang
- Foto rontgen, Foto rontgen dari depan, samping, dan serong) untuk identifikasi ruang antar vertebra menyempit. Mielografi adalah pemeriksaan dengan bahan kontras melalu tindakan lumbal pungsi dan pemotrata dengan sinar tembus. Apabila diketahiu adanya penyumbatan.hambatan kanalis spinalis yang mungkin disebabkan HNP.

- Elektroneuromiografi (ENMG)
Untuk menegetahui radiks mana yang terkena / melihat adanya polineuropati.

- Sken tomografi
Melihat gambaran vertebra dan jaringan disekitarnya termasuk diskusi intervertebralis.

5. Penatalaksanaan
(lihat pada landasan teori)

6. Dignosa keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan dari masalah pasien yang nyata ataupun potensial dan membutuhkan tindakan keperawatan sehingga masalah pasien dapat ditanggulangi atau dikurangi.
1) Nyeri berhubungan dengan penjepitan saraf pada diskus intervetebralis
2) Cemas berhubuangan dengan prosedur operasi, diagnosis, prognosis, anestesi, nyeri, hilangnya fungsi
3) Perubahan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese/hemiplagia
4) Resiko gangguan integritas kulit yang berhubungan tirah baring lama


B. Perencanaan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan maka perlu dibuat perencanaan intervensi keperawatan dan aktivitas keperawatan. Tujuan perencanaan adalah untuk mengurangi, menghilangkan dan mencegah masalah keperawatan klien. Tahapan perencanaan keperawatan klien adalah penentuan prioritas diagnosa keperawatan,penetuan tujuan, penetapan kriteria hasil dan menntukan intervensi keperawatan.
Rencana keperawatan dari diagnosa keperawatan diatas adalah:

1. Perubahan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan dampak penjepitan saraf pada radiks intervertebralis
Tujuan:
Nyeri berkurang atau rasa nyaman terpenuhi
Kriteria hasil:
- Klien mengatakan tidak terasa nyeri.
- Lokasi nyeri minimal
- Keparahan nyeri berskala 0
- Indikator nyeri verbal dan noverbal (tidak menyeringai)

Intervensi
1) Identifikasi klien dalam membantu menghilangkan rasa nyerinya
R/ Pengetahuan yang mendalam tentang nyeri dan keefektifan tindakan penghilangan nyeri.

2) Berikan informasi tentang penyebab dan cara mengatasinya
R/ Informasi mengurangi ansietas yang berhubungan dengan sesuatu yang diperkirakan.

3) Tindakan penghilangan rasa nyeri noninvasif dan nonfarmakologis (posisi, balutan (24-48 jam), distraksi dan relaksasi
R/ Tindakan ini memungkinkan klien untuk mendapatkan rasa kontrol terhadap nyeri.

4) Terapi analgetik
R/ Terapi farmakologi diperlukan untuk memberikan peredam nyeri.


2. Cemas berhubuangan dengan prosedur operasi, diagnosis, prognosis, anestesi, nyeri, hilangnya fungsi
Tujuan: Rasa cemas klien akan berkurang/hilang.
Kriteria hasil:
- Klien mampu mengungkapkan ketakutan/kekuatirannya.
- Respon klien tampak tersenyum.

Intervensi
1) Diskusikan mengenai kemungkinan kemajuan dari fungsi gerak untuk mempertahankan harapan klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
R/ Menunjukkan kepada klien bahwa dia dapat berkomunikasi dengan efektif tanpa menggunakan alat khusus, sehingga dapat mengurangi rasa cemasnya.

2) Berikan informasi mengenai klien yang juga pernah mengalami gangguan seperti yang dialami klien danmenjalani operasi
R/ Harapan-harapan yang tidak realistik tiak dapat mengurangi kecemasan, justru malah menimbulkan ketidak percayaan klien terhadap perawat.

3) Berikan informasi mengenai sumber-sumber dan alat-lat yang tersedia yang dapat membantu klien
R/ Memungkinkan klien untuk memilih metode komunikasi yang paling tepat untuk kehidupannya sehari-hari disesuaikan dnegan tingkat keterampilannya sehingga dapat mengurangi rasa cemas dan frustasinya.

4) Berikan support sistem (perawat, keluarga atau teman dekat dan pendekatan spiritual)
R/ Dukungan dari bebarapa orang yang memiliki pengalaman yang sama akan sangat membantu klien.

5) Reinforcement terhadap potensi dan sumber yang dimiliki berhubungan dengan penyakit, perawatan dan tindakan
R/ Agar klien menyadari sumber-sumber apa saja yang ada disekitarnya yang dapat mendukung dia untuk berkomunikasi.


3. Perubahan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese/hemiplegia
Tujuan:
Klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya
Kriteria hasil:
- Tidak terjadi kontraktur sendi
- Bertabahnya kekuatan otot
- Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas

Intervensi
1) Ubah posisi klien tiap 2 jam
R/ Menurunkan resiko terjadinnya iskemia jaringan akibat sirkulasi darah yang jelek pada daerah yang tertekan.

2) Ajarkan klien untuk melakukan latihan gerak aktif pada ekstrimitas yang tidak sakit
R/ Gerakan aktif memberikan massa, tonus dan kekuatan otot serta memperbaiki fungsi jantung dan pernapasan.

3) Lakukan gerak pasif pada ekstrimitas yang sakit
R/ Otot volunter akan kehilangan tonus dan kekuatannya bila tidak dilatih untuk digerakkan

4) Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien


4. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama
Tujuan:
Klien mampu mempertahankan keutuhan kulit
Kriteria hasil:
- Klien mau berpartisipasi terhadap pencegahan luka
- Klien mengetahui penyebab dan cara pencegahan luka
- Tidak ada tanda-tanda kemerahan atau luka

Intervensi
1) Anjurkan untuk melakukan latihan ROM (range of motion) dan mobilisasi jika mungkin
R/ Meningkatkan aliran darah ke semua daerah

2) Rubah posisi tiap 2 jam
R/ Menghindari tekanan dan meningkatkan aliran darah

3) Gunakan bantal air atau pengganjal yang lunak di bawah daerah-daerah yang menonjol
R/ Menghindari tekanan yang berlebih pada daerah yang menonjol

4) Lakukan massage pada daerah yang menonjol yang baru mengalami tekanan pada waktu berubah posisi
R/ Menghindari kerusakan-kerusakan kapiler-kapiler

5) Observasi terhadap eritema dan kepucatan dan palpasi area sekitar terhadap kehangatan dan pelunakan jaringan tiap merubah posisi
R/ Hangat dan pelunakan adalah tanda kerusakan jaringan

6) Jaga kebersihan kulit dan seminimal mungkin hindari trauma, panas terhadap kulit
R/ Mempertahankan keutuhan kulit


C. Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan keperawatan ini merupakan realisasi dari rencana tindakan keperawatan yang diberikan pada klien.


D. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan. Evaluasi adalah kegiatan yang di sengaja dan terus-menerus dengan melibatkan klien, perawat, dan anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal ini diperlukan pengetahuan tentang kesehatan, patofisiologi, dan strategi evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak dan untuk melakukan pengkajian ulang.
Selengkapnya...

Monday, April 20, 2009

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN SKIZOFRENIA

0 comments

A. Pengertian
Skizofrenia adalah suau bentuk psikosa fungsional dengan gangguan utama pada proses fikir serta disharmoni (keretakan, perpecahan) antara proses pikir, afek/emosi, kamauan dan psikomotor disertai distorsi kenyataan, terutama karena waham dan halusinasi; asoisasi terbagi-bagi sehingga timbul inkoherensi, afek dan emosi perilaku bizar.

Skizofrenia merupakan bentuk psikosa yang banyak dijumpai dimana-mana namun faktor penyebabnya belum dapat diidentifikasi secara jelas. Kraepelin menyebut gangguan ini sebagai demensia precox.


B. Jenis
- Skizofrenia simplex: dengan gejala utama kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan

- Skizofrenia hebefrenik, gejala utama gangguan proses fikir gangguan kemauan dan depersonalisasi. Banyak terdapat waham dan halusinasi

- Skizofrenia katatonik, dengan gejala utama pada psikomotor seperti stupor maupun gaduh gelisah katatonik.

- Skizofrenia paranoid, degnan gejala utama kecurigaan yang ekstrim diserttai waham kejar atau kebesaran

- Episode schizoprenia akut (lir schizoprenia), adalah kondisi akut mendadak yang disertai dengan perubahan kesadaran, kesadaran mungkin berkabut

- Skizofrenia psiko-afektif, yaitu adanya gejala utama Skizofrenia yang menonjol dengan disertai gejala depresi atau mania

- Skizofrenia residual adalah schizoprenia dengnan gejala-gejala primernya dan muncul setelah beberapa kali serangan Skizofrenia.


C. Etiologi
1. Keturunan
2. Endokrin
3. Metabolisme
4. Ssp
5. Teori Adolf Meyer
6. Teori Sigmund Freud


D. Gejala
(Menurut Bleurer)
I. Gejala Primer
1. Gangguan proses pikir (bentuk, langkah dan isi pikiran). Yang paling menonjol adalah gangguan asosiasi dan terjadi inkoherensi

2. Gangguan afek emosi
- Terjadi kedangkalan afek-emosi
- Paramimi dan paratimi (incongruity of affect / inadekuat)
- Emosi dan afek serta ekspresinya tidak mempunyai satu kesatuan
- Emosi berlebihan
- Hilangnya kemampuan untuk mengadakan hubungan emosi yang baik

3. Gangguan kemauan
- Terjadi kelemahan kemauan
- Perilaku negativisme atas permintaan
- Otomatisme: merasa pikiran/perbuatannya dipengaruhi oleh orang lain

4. Gejala psikomotor
- Stupor atau hiperkinesia, logorea dan neologisme
- Stereotipi
- Katelepsi: mempertahankan posisi tubuh dalam waktu yang lama
- Echolalia dan echopraxia

5. Autisme

II. Gejala Sekunder
1. Waham
2. Halusinasi


E. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap kekerasan: diarahkan pada diri sendiri atau orang lain

Tujuan: klien tidak membahayakan dirinya maupun orang lain

Intervensi
1. Pertahankan lingkungan dalam tingkat stimulus yang rendah
Rasional: Kecemasan meningkt dalam lingkungan penuh stimulus

2. Observasi secara ketat perilaku klien
Rasional: Memastikan klien dalam keadaan aman

3. Singkirkan semua benda berbahaya
Rasional: Dalam keadaan gelisah, bingung dapat menggunakan benda tajam untuk melukai

4. Salurkan perilaku merusak pada kegiatan fisik
Rasional: Menghilangkan ketegangan yang terpendam

5. Lakukan fiksasi bila diperlukan
Rasional: Keamanan klien merupakan prioritas perawatan

6. Berikan obat tranquilizer
Rasional: Menurunkan kecemasan/ketegangan


2. Koping individu tak efektif

Tujuan: Klien tidak menggunakan lebih banyak ketrampilan penggunaan koping adaptif

Intervensi
1. Usahakan petugas kesehatan tetap
Rasional: Meningkatkan hubungan saling percaya

2. Hindari kontak fisik
Rasional: Mungkin dianggap bentuk penganiayaan fisik
Mengurangi rasa curiga

3. Hindari tertawa, berbisik didekat pasien
Rasional: Mengurangi rasa curiga

4. Jujur dan selalu menepati janji
Rasional: Meningkatkan hubungan saling percaya

5. Periksa mulut klien setelah minum obat
Rasional: Klien sering manipulatif dalam minum obat

6. Jangan berikan kegiatan kompetitif
Rasional: Merupakan ancaman pada pasien curiga

7. Motifasi untuk mengungkapkan perasaan yang sebenarnya
Rasional: Mengungkapkan perasaan secara verbal dalam lingkungan yang tidak mengancam mungkin akan menolong pasien untuk sampai pada keadaan tertentu dimana pasien mencurahkan perasaan setelah sekian lama terpendam

8. Sikap asertif
Rasional: Pasien curiga tidak memiliki kemampuan untuk berhubungan dengan sikap yang bersahabat atau ceria sekali


3. Perubahan persepri-sensori

Tujuan: Klien tidak menggunakan lebih banyak ketrampilan penggunaan koping adaptif

Intervensi
1. Observasi tanda halusinasi
Rasional: Intervensi awal untuk mencegah respon agresif yang diperntahkan halusinasi

2. Hindari menyentuh pasien secara tiba-tiba, yakinkan bahwa ia aman disentuh
Rasional: Pasien dapat mengartikan sentuhan sebagai ancaman

3. Sikap menerima dan mendorong pasien menceritakan halusinasi
Rasional: Mencegah kemungkinan cidera pasien atau orang lain karena ada perintah adari halusinasi

4. Jangan mendukung halusinasi
Rasional: Perawat harus jujur pada pasien pada pasien sehingga pasien menyadari suara itu tidak ada

5. Alihkan perhatian pasien dari halusinasi
Rasional: Perawat harus jujur pada pasien pada pasien sehingga pasien menyadari suara itu tidak ada


4. Perubahan proses fikir

Tujuan: Klien menyatakan berkurangnya pikiran-pikiran waham

Intervensi
1. Tunjukkan sikap menerima keyakinan pasien tanpa sikap mendukung
Rasional: Penting untuk dikomunikasikan pada pasien bahwa perawat tidak menerima delusi sebagai realita

2. Tidak membantah/menyangkal keyakinan pasien
Rasional: Membantah pasien tidak menimbulkan manfaat, dapat merusak hubungan

3. Bantu pasien untuk menghubungkan keyakinan yang salah dengan peningkatan kecemasan
Rasional: Jika pasien dapat belajar menghentikan kecemasan, pikiran waham mungkin dapat dicegah

4. Fokus dan kuatkan realitas
Rasional: Mengurangi pikiran-pikiran waham

5. Bantu dan dukung pasiend alam mengungkapkan secara verbal perasaan ansietas, takut, tak aman
Rasional: Ungkapan secara verbal dalam lingkungan yang tidak mengancam akan menolong pasien untuk mengungkapkan perasaan yang mungkin terpendam
Selengkapnya...

Thursday, April 16, 2009

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HIDRONEFROSIS

0 comments

A. Pengertian
Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan perifer ginjal pada satu atau kedua ginjal akibat adanya obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik sehingga tekanan diginjal meningkat (Smeltzer dan Bare, 2002).
Hidronefrosis adalah obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih dapat mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelviks ginjal dan ureter yang dapat mengakibatkan absorbsi hebat pada parenkim ginjal (Sylvia, 1995).
Apabila obstruksi ini terjadi di ureter atau kandung kemih, tekanan balik akan mempengaruhi kedua ginjal tetapi jika obstruksi terjadi disalah satu ureter akibat adanya batu atau kekakuan maka hanya satu ginjal yang rusak.


B. Etiologi
- Jaringan parut ginjal/ureter.
- Batu
- Neoplasma/tomur
- Hipertrofi prostat
- Kelainan konginetal pada leher kandung kemih dan uretra
- Penyempitan uretra
- Pembesaran uterus pada kehamilan (Smeltzer dan Bare, 2002).


C. Patofisiologi
Apapun penyebab dari hidronefrosis, disebabkan adanya obstruksi baik parsial ataupun intermitten mengakibatkan terjadinya akumulasi urin di piala ginjal. Sehingga menyebabkan disertasi piala dan kolik ginjal. Pada saat ini atrofi ginjal terjadi ketika salah satu ginjal sedang mengalami kerusakan bertahap maka ginjal yang lain akan membesar secara bertahap (hipertrofi kompensatori), akibatnya fungsi renal terganggu (Smeltzer dan Bare, 2002).


D. Manifestasi Klinis
Pasien mungkin asimtomatik jika awitan terjadi secara bertahap. Obstruksi akut dapat menimbulkan rasa sakit dipanggul dan pinggang. Jika terjadi infeksi maka disuria, menggigil, demam dan nyeri tekan serta piuria akan terjadi. Hematuri dan piuria mungkin juga ada. Jika kedua ginjal kena maka tanda dan gejala gagal ginjal kronik akan muncul, seperti:

1. Hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium).
2. Gagal jantung kongestif.
3. Perikarditis (akibat iritasi oleh toksik uremi).
4. Pruritis (gatal kulit).
5. Butiran uremik (kristal urea pada kulit).
6. Anoreksia, mual, muntah, cegukan.
7. Penurunan konsentrasi, kedutan otot dan kejang.
8. Amenore, atrofi testikuler (Smeltzer dan Bare, 2002).


E. Penatalaksanaan
Tujuannya adalah untuk mengaktivasi dan memperbaiki penyebab dari hidronefrosis (obstruksi, infeksi) dan untuk mempertahankan dan melindungi fungsi ginjal. Untuk mengurangi obstruksi urin akan dialihkan melalui tindakan nefrostomi atau tipe disertasi lainnya. Infeksi ditangani dengan agen anti mikrobial karena sisa urin dalam kaliks akan menyebabkan infeksi dan pielonefritis. Pasien disiapkan untuk pembedahan mengangkat lesi obstrukstif (batu, tumor, obstruksi ureter). Jika salah satu fungsi ginjal rusak parah dan hancur maka nefrektomi (pengangkatan ginjal) dapat dilakukan (Smeltzer dan Bare, 2002).


F. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

1) Gangguan keseimbangan volume cairan berhubungan dengan pembatasan cairan

Tujuan: Volume cairan seimbang
Kriteria hasil:
- RR dan TTV normal/stabil
- Turgor baik, mukosa lembab
- Intake dan output seimbang

Intervensi:
1. Timbang BB tiap tiga hari.
2. Observasi TTV
3. Beri posisi trendelenberg
4. Pantau intake dan output
5. kolaborasi pemberian diuresis
6. Cek laboratorium darah lengkap/rutin


2) Resti infeksi berhubungan dengan akses haemodialisa

Tujuan: Infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Tidak ada sepsis dan pus

Intervensi:
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
2. Tutup luka dengan teknik aseptik
3. Monitor jika ada peradangan
4. Monitor TTV
5. Kolaborasi pemberian antibiotik


3) Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan obstruksi akut

Tujuan: Nyeri berkurang sampai hilang
Kriteria hasil:
- Pasien tampak rileks
- Pasien mengungkapkan rasa nyeri berkurang

Intervensi:
1. Kaji tingkat nyeri
2. Beri penjelasan penyebab nyeri
3. Ajarkan relaksasi dan distraksi
4. Kolaborasi pemberian analgetik


4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia

Tujuan: Kebutuhan aktivitas terpenuhi
Kriteria hasil:
- Meningkatkan kemampuan mobilitas
- Melaporkan penurunan gejala-gejala intoleransi aktivitas

Intervensi:
1. Kaji respon individu terhadap aktivitas, nyeri, dispnea, vertigo
2. Meningkatkan aktivitas klien secara bertahap
3. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi


5) Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah

Tujuan: Nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil:
- Masukan per oral meningkat
- Berat badan dalam rentang normal

Intervensi:
1. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat.
2. Berikan porsi makan kecil tapi sering
3. Ciptakan suasana yang menyenangkan
4. Dukung klien untuk makan bersama anggota keluarga
Selengkapnya...

Monday, April 13, 2009

JERAWAT ? OH, NO!!!

1 comments

Apa jadinya kalau kulit wajah kamu berjerawat? Yang pertama akan kamu alami adalah kurang rasa percaya diri dalam pergaulan. Bekas-bekas jerawat pada wajah kamu akan membentuk flek hitam yang sulit untuk dihilangkan. Lantas, bagaimanakah cara yang tepat untuk menghilangkan jerawat berikut flek hitam yang biasanya mengikuti setelahnya?

Apa yang menyebabkan merasa minder atau tidak percaya diri dalam pergaulan? Mungkin salah satu jawabannya adalah karena kamu memiliki masalah pada wajah, yaitu adanya jerawat dan flek hitam. Keduanya memang sangat mengganggu dan mengurangi keapikan penampilan kamu. Apalagi bekas-bekas jerawat yang akhirnya menjadi flek hitam di wajah tidak mudah untuk dihilangkan dalam waktu singkat.

Dari segi medis, jerawat atau acne adalah penyakit pada kulit wajah yang diakibatkan adanya ketidak normalan kulit akibat berlebihannya produksi kelenjar minyak. Produksi kelenjar minyak yang berlebihan mengakibatkan saluran follicle rambut dan pori-pori kulit menjadi tersumbat. Saluran yang tersumbat itu akan mengalami peradangan sehingga membentuk komedo.

Jerawat digolongkan ringan bila bentuknya masih komedo dengan jumlah lesi kurang dari 30. Apabila lesi berkisar antara 30-125, maka dinamakan jerawat sedang. Jerawat besar yang disebut nodul atau kista timbul bila lesi di atas 125. Daerah yang mudah terkena jerawat ialah muka, dada, punggung dan lengan. Munculnya jerawat sering terjadi pada masa pubertas antara 13-20 tahun yang disebabkan perubahan hormon pada renaja. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 85% populasi mengalami jerawat pada usia 13-20 tahun, 15% populasi mengalaminya hingga usia 30 tahun. Jika tidak teratasi dengan baik, gangguan jerawat dapat menetap hingga usia 40 tahun. Karena itu perlu kamu pahami beberapa penyebab utama munculnya jerawat.

Penyebab mengapa seseorang mempunyai jerawat dan yang lain tidak punya masih belum diketahui secara pasti. Setiap orang memiliki potensi berjerawat apabila tidak memperhatikan penyebab dari munculnya jerawat. Beberapa faktor yang menyebabkan jerawat secara umum adalah:

- Depresi dan stress berat
- Faktor keturunan atau genetik
- Aktivitas hormon yang berlebihan
- Kelenjar minyak yang hiperaktif
- Bakteri yang mengendap pada pori-pori kulit
- Iritasi kulit, endapan kotoran, dan akibat garukan
- Anabolic steroid
- Pil pengontrol kelahiran atau pil KB
- Berada dalam lingkungan dengan kadar chlorine yang tinggi, terutama chlorinated dioxin, yang menyebabkan jerawat serius yang disebut chloracne

Mencegah Timbulnya Jerawat yang Membandel
Bagi kamu yang masih belum berjerawat, jagalah kulit, terutama dari bahaya munculnya jerawat. Sebab jika sewaktu-waktu kamu berjerawat, ada kemungkinan akan meradang hingga semakin banyak tumbuh jerawat pada wajah kamu. Untuk itu, perlu mencegah jerawat sejak dini dengan cara:

1. Rajin mencuci muka setiap hari. Minimal sekali sehari sebelum kamu pergi tidur. Kotoran yang melekat pada wajah jika tidak dibersihkan akan masuk ke dalam pori-pori dan membuat lobang pori-pori terhambat. Akibatnya kelenjar minyak yang dihasilkan mengalami penyumbatan sehingga akan tumbuh jerawat baru di kulit kamu.

2. Hindari tidur larut malam, sebab saat malam hari ketika kamu tidur, metabolisme pada bagian kulit wajah dan kulit yang lain membantu untuk proses regenerasi.

3. Hilangkan kebiasaan mengkonsumsi makanan-makanan berlemak dan mengandung kolesterol tinggi. Lemak dan kolesterol dapat merangsang kelenjar minyak memproduksi minyak lebih banyak. Selain itu akan meningkatkan jumlah lesi hingga batas maksimal yang akan memperbesar jerawat.

4. Kurangi konsumsi alkohol dan merokok. Alkohol dan nikotin akan membawa dampak penuaan dini pada kulit wajah. Penuaan itu akan berakibat pada tergangggunya sel-sel metabolisme. Metabolisme yang terganggu akan mengakibatkan kulit rentan terkena infeksi dan bakteri jerawat.

5. Bersihkan wajah dari make-up sampai tuntas. Jangan sampai tersis foundation di wajah kamu yang justru akan menutup rapat pori-pori kulit wajah kamu.
Selengkapnya...

Sunday, April 12, 2009

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GAGAL GINJAL KRONIS

2 comments

A. Pengertian
Gagal ginjal kronik merupakan penurunan fungsi ginjal yang bersifat progresif dan ireversibel, dimana tubuh gagal mempertahankan metabolisme, keseimbangan cairan dan elektrolit seehingga menimbulkan uremia (Brunner, 1996)

Pasien dianggap telah masuk dalam stadium gagal ginjal kronik bila hasil tes kreatinin klirens (CCT) kurang dari 25 ml/menit atau kreatinin darah lebih dari 5 mg/dl.

Berdasarkan hasil CCT, gagal ginjal kronik dibagi atas:
- 100-75 ml/menit disebut cadangan ginjal menurun
- 75-26 ml/menit disebut gagal ginjal kronik
- kurang dari 5 ml/menit disebut gagal ginjal terminal

Menurunnya faal ginjal pada CRF umumnya progresif, berlangsung beberapa bulan sampai beberapa tahun dan melampaui tahapa-tahapan sebagai berikut:
1. Tahap decrease renal reserve
Pada tahap ini ginjal berfungsi antara 40-75 % dari fungsi ginjal normal. Kadar ureum dan kreatinin masih dalam batas normal dan belum menunjukkan adanya gejala akumulasi sisa metabolisme. Sekitar 50-60% jaringan ginjal mengalami kerusakan.

2. Tahap renal insufisiensi
Ginjal masih berfungsi 20-40%. Telah terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus, gangguan ekskresi dan non ekskresi sehingga kadar ureum dan kreatinin plasma meningkat. Terjadi gangguan dalam buang air kecil dan anemia.

3. Tahap end stage renal disease
Fungsi ginjal menurun sampai kurang dari 15%. Pengaturan hormone dan pengeluaran sisa metabolisme mengalami gangguan berat, terjadi gangguan homeostasis sehingga kadar ureum dan kreatinin meningkat, gangguan keseimbangan cairan dan elekstrlit, perubahan Ph dan gejala lainnya. Pada tahap ini sudah memerlukan tindakan dialysis.


B. Etiologi
Gagal ginjal kronik biasanya terjadi setelah pasien mengalami berbagai macam penyakit yang merusak nefron, seperti : diabetes mellitus, glomerulonefritis kronik, pyelonefritis, hipertensi tak terkontrol, obstruksi saluran kemih, lesi herediter seperti pada ginjal polikistik, gangguan pembuluh darah ginjal, obat-obatan, agen toksik dal lain-lain.


C. Patofisiologi
Pada saat fungsi ginjal menurun, produk akhir metabolisme protein tidak dapat dikeluarkan melalui urin dan terakumulasi dalam darah dan terjadi uremia sehingga mempengaruhi berbagai system dalam tubuh. Semakin tinggi kadar ureum dalam darah gejala yang ditimbulkan semakin berat. Penurunan laju filtrasi glomerulus semakin meningkatkan kadar ureum dan kreatinin darah serta menurunkan hasil CCT.

Ginjal cenderung menahan natrium dan air sehingga menimbulkan edema, hipertensi dan congestive heart failure. Peningkatan tekanan darah terjadi oleh aktivasi system rennin-angiotensin dan sekresi aldosteron oleh ginjal.

Pada beberapa pasien terjadi kecenderungan kehilangan natrium sehingga memungkinkan terjadinya hipotensi dan hipovolemi. Keadaan muntah dan diare dapat mengurangi produksi sodium dan air yang semakin memperburuk kondisi uremia.

Asidosis metabolic terjadi jika ginjal tidak mampu mengeluarhan peningkatan jumlah asam (ion H) karena ketidakmampuan tubulus ginjal untuk mengeluarkan ammonia dan reabsorbsi bicarbonate. Tingkat calsium dan fosfat dalam serum berbanding terbalik karena menurunnya laju filtrasi glomerulus.

Anemia terjadi karena produksi eritropoietin oleh ginjal tidak mencukupi, usia sel darh merah yang memendek, atau kurang nutrisi. Eritropoietin normal diproduksi oleh ginjal dan diperlukan oleh sumsum tulang untuk memproduksi sel darah merah. Pada gagal ginjal kronik terjadi penurunan produksi sel darah merah dan menimbulkan anemia sehingga mengakibatkan kelemahan, angina, dan nafas pendek.

Penyakit tulang karena uremia (renal osteo distropy) timbul akibat perubahan calsium, fosfat, dan hormone yang tidak seimbang, juga menurunnya aktivitas metabolisme vitamin d secara berangsur-angsur. Kadang-kadang proses kalsifikasi dalam tulang mengalmi gangguan sehingga mengakibatkan osteomalasia.

Komplikasi neurologist dapat terjadi karena hipertensi berat, ketidakseimbangan elektrolit, intoksikasi air, efek obat-obatan serta gagal ginjal itu sendiri. Manifestasi yang timbul bisa berupa gangguan fungsi mental, perubahan kepribadian dan tingkah laku, kejang dan koma.


D. Manifestasi klinik
Pada gagal gimjal kronik terjadi gangguan mekanisme homeostasis sehingga menimbulkan gangguan pada berbagai system tubuh, di antaranya:

1. Sistem kardiovaskuler
Hipertensi (karena retensi sodium dan air, aktivasi system rennin-angiotensin-aldosteron), gagal jantung kongestif dan edema pulmonal karena kelebihan cairan, perikarditis karena penumpukan racun uremic, pitting edema, gangguan irama jantung, nyeri dada, sesak nafas

2. Sistem gastrointestinal
Terjadi anoreksia, mual muntah, cegukan, ulserasi di mulut hingga perdarahan, konstipasi atau diare.

3. Sistem integument
Terjadi pruritis. Ekimosis, kulit kering, rambut mudah patah.

4. Sistem neurologi dan otot
Terjadi perubahan kesadaran, tidak mampu konsentrasi, kejang, kelemahan, disorientasi. Dapat terjadi kram, fraktur, foot drop serta penurunan kekuatan otot.

5. Sistem pernafasan
Dapat terjadi bunyi nafas crackles, sputum kental, sesak nafas, nafas pendek bahkan nafas kussmaul.

6. Sistem perkemihan
Terjadi penurunan jumlah urin, nokturia, proteinuria.

7. Gangguan lain
Osteodistrofi renal, hipokalsemia, hiperkalemia, hiperfosfatemia bahkan asidosis metabolik.


E. Pemeriksaan diagnostik
Laboratorium: urinalisa, urem, creatinin, darah lengkap, elektrolit, protein (albumin), CCT,analisa gas darah, gula darah

Radiology: foto polos abdomen, USG ginjal, IVP, RPG, foto thoraks dan tulang

biopsy ginjal

ECG untuk mengetahui adanya perubahan irama jantung


F. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan pada gagal ginjal kronik adalah untuk mempertahankan fungsi ginjal dan homeostasis selama mungkin. Semua faktor yang berperan dalam terjadinya gagal ginjal kronik dicari dan diatasi.

1. Penatalaksanaan konservatif
Meliputi pengaturan diet, cairan dan garam, memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa, mengendalikan hiperensi, penanggulangan asidosis, pengobatan neuropati, deteksi dan mengatasi komplikasi.

2. Penatalaksanaan pengganti
Dialysis (hemodialisis, peritoneal dialysis) transplantasi ginjal


G. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi

1. Kelebihan volume cairan b.d. adanya retensi air

Tujuan: Kelebihan volume cairan dapat teratasi

Kriteria Hasil:
- Tanda-tanda vital dalam batas normal dan stabil
- Tidak ada edema
- Jumlah urin sesuai dengan kondisi individu
- Berat badan turun dan stabil
- Hasil laboratorium normal

Intervensi
1. Observasi tanda-tanda vital
2. Monitor intake dan output cairan, balance tiap 24 jam
3. Batasi intake cairan, sesuaikan dengan jumlah urin
4. Timbang berat badan tiap hari
5. Observasi adanya edema pada area yang menggantung (pitting edema)
6. Auskultasi bunyi nafas dan denyut jantng
7. Observasi adanya penurunan kesadaran, perubahan status mental
8. kolaborasi : pemberian terapi, konsul ahli gizi, pemeriksaan laboratorium, foto thoraks, pemasangan kateter jika perlu, persiapan dialysis.

2. (Risiko) penurunan curah jantung b.d.
- perubahan volume sirkulasi
- kerja jantung berlebihan
- resistensi vaskuler perifer
- perubahan frekuensi, irama dan konduksi otot jantung karena ketidakseimbangan elektrolit, hipoksia

Tujuan: Tidak terjadi penurunan curah jantung / curah jantung kembali normal

Kriteria Hasil:
- Tekanan darah dalam rentang normal
- Irama dan frekuensi denyut jantung stabil, tidak ada disritmia
- Tidak ada sianosis
- EKG normal
- Toleransi aktivitas meningkat
- Kapiler refill

Intervensi
1. Monitor tekanan darah, bandingkan hasil pengukuran pada tangan kiri dengan tangan kanan
2. Auskultasi bunyi nafas dan denyut jantung
3. Observasi warna kulit, kelembaban, suhu dan kapiler refill
4. Batasi aktivitas, Bantu klien dalam ADL
5. Monitor respon klien terhadap pengobatan yang diberikan
6. Batasi intake natrium dan cairan
7. Monitor EKG secara berkala
8. Kolaborasi dalam pemberian terapi, pemeriksaan laboratorium konsul ahli gizi
Selengkapnya...

AIR DAN KECANTIKAN

0 comments

Air sangat vital dalam kehidupan manusia. Bagi para wanita, air erat hubungannya dengan kecantikan. Tak hanya air yang kita minum, tetapi juga air yang secara rutin menyentuh kulit kita.

Cukupkah Air dalam Tubuh?
Setiap sel dalam tubuh kita membutuhkan air untuk dapat terus menjalankannya tugasnya masing-masing secara baik dan normal. Dan tanpa kita sadari, kita akan kehilangan kira-kira 3 liter air lewat proses pembuangan urin, keringat, dan uap air. Dan rata-rata kebutuhan kita akan air adalah 1 ½ sampai 2 ½ liter air sehari.

Jika matahari bersinar terik sekali atau sedang melakukan aktivitas berolah raga, tentu saja kebutuhan air itu akan meningkat lebih dari porsi biasanya. Bagaimana cara menjaga asupan air dalam tubuh agar tetap stabil, sehingga tubuh dan kulit terhindar dari dehidrasi? Karena pasokan air yang mencukupi dalam tubuh akan menjaga kelembapan kulit kita.

Biasakan kamu membuat rutinitas minum air putih saat kamu sedang beristirahat. Ketika sedang bekerja di depan komputer, setelah 20 menit, sejenak istirahatkan mata dari hadapan layar komputer. Ambil segelas air dan teguklah beberapa kali.

Selalu membiasakan memulai acara makan dengan semangkuk sup akan menambah asupan vitamin dalam tubuh kamu. Jangan lupa untuk membawa sebotol air mineral kemanapun kamu pergi, simpanlah di dalam tas jika kamu sedang bepergian. Pilihlah konsumsi sayuran kamu yang banyak mengandung air seperti brokoli, wortel, apel, kentang dan yoghurt. Jangan lupa minum setelah kamu selesai makan.

Yang penting untuk diingat, kopi mengandung banyak kafein dan hal ini tak terhitung sebagai asupan air bagi tubuh kita. Kafein yang terdapat di dalam minuman kopi bersifat diuretik, sehingga akan membuat kamu bolak-balik buang air kecil, dan apabila kamu belum memiliki kebiasaan untuk minum air putih dengan porsi yang cukup, akan membuat kamu cepat mengalami dehidrasi.

Bercahaya dengan Air
Cairan dalam tubuh untuk kesehatan dan kecantikan kulit ibarat kaca. Jika tubuh mendapatkan asupan air, maka kulit akan tampak kenyal dan kencang. Namun sebaliknya, kulit kamu akan kelihatan kering dan berkeriput bila tubuh kekurangan air.

Mengapa demikian? Karena dalam sel, air merupakan unsur yang penting. Air akan membantu memperlancar pasokan nutrisi dan oksigen ke dalam sel sehingga proses regenarasi sel kulit lebih lancar. Proses ini juga akan membuat jaringan kulit lebih sehat dan kuat. Itulah yang akan membuat kulit kamu tampak lebih bersih, bercahaya, dan tidak kering.

Mencegah Penuaan Dini
Karena kulit merupakan bagian terluar dari tubuh yang mau atau tidak harus bersentuhan langsung dengan material luar seperti debu, sinar matahari, angin, dan cuaca secara umum. Di sisi lain, keadaan kulit juga diidentikkan dengan penuaan seseorang. Artinya seseorang dapat dikatakan muda atau tua dari kondisi kulitnya. Sehubungan dengan itu, perlunya melakukan perawatan kulit wajah agar tetap bersih dan awet muda. Oleh karena itu, perawatan yang melibatkan air berikut bisa kamu diterapkan.

Biasakan untuk membersihkan wajah kamu setelah melakukan aktivitas bepergian dan sewaktu hendak tidur, juga pada pagi harinya. Gunakan air bersih suam-suam kuku, jangan gunakan air yang masih dalam suhu terlalu panas karena dapat menyebabkan kulit menjadi kering. Jika perlu gunakanlah sabun khusus muka, jangan sabun biasa yang dapat menyebabkan rusaknya keseimbangan pelembap alami yang ada pada wajah kamu.

Selain itu, tentu tidak boleh melupakan olahraga yang rutin, karena kulit terlihat lebih segar dan sehat serta tidak kusut. Setelah berolah raga pastinya banyak keringat yang terbuang melalui pori-pori kulit, karena proses pembakaran yang terjadi dalam tubuh kita. Jadi jangan lupa minum air puih dalam jumlah yang cukup setiap hari. Kemudian hindari kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan kulit menjadi kuat, seperti kopi, alkohol dan rokok. Tidur yang tidak teratur dengan jumlah yang cukup teratur dengan jumlah yang cukup setiap harinya yaitu minimal 8 jam sehari.

Melangsingkan Tubuh
Air putih juga membantu proses metabolisme dalam tubuh yang bertugas menghilangkan kotoran-kotoran yang tidak berguna dalam tubuh sehingga akan lebih cepat keluar melalui urin. Bagi kamu yang mendambakan tubuh yang indah dan ramping pun, dengan membiasakan mengkonsumsi air hangat terlebih dahulu sebelum makan (trik ini akan memubuat kamu merasa kenyang), merupakan satu cara untuk mengurangi jumlah porsi makan kamu sebenarnya, sehingga dapat membantu menekan jumlah makanan yang akan masuk ke dalam tubuh kamu. Apalagi air putih tidak mengandung kalori, gula, ataupun lemak. Namun yang terbaik adalah minum air putih pada suhu yang tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.

Tubuh Lebih Bugar
Manfaat air yang luar biasa yang telah kamu ketahui, ternyata tak hanya berfungsi untuk membersihkan tubuh saja tapi juga berperan sebagai zat yang sangat diperlukan tubuh. Kita mungkin lebih dapat bertahan bila kekurangan makan beberapa hari dibandingkan jika kita kekurangan air. Sebab, air merupakan bagian terbesar dalam komposisi tubuh manusia. Jadi, sebisa mungkin sempatkan untuk minum air putih setiap saat. Karena dengan menjaga pasokan air yang ada dalam tubuh kita, tubuh akan terasa lebih bugar dan wajah pun terlihat lebih segar dan cerah.
Selengkapnya...

TENTANG KEPUTIHAN

1 comments

Hampir setiap wanita pernah mengalami keputihan. Ada yang dapat diatasi dengan segera, namun ada juag yang membutuhkan waktu hingga tuntas.


Apa sebenarnya keputihan itu? Banyak wanita menganggap cairan yang keluar dari vagina itu sebagai cairan biasa. Padahal menurut penelitian 75% dari seluruh wanita di dunia akan mengalami keputihan paling tidak sekali seumur hidup. Bahkan 45% wanita mengalami dua kali atau lebih dan 92% keputihan disebabkan jamur yang disebut candida albicans.


Secara medis, keputihan disebut sebagai flour albus dan merupakan penyakit, yang dapat dikategorikan normal (fisiologis) dan tidak normal (patologis).


Waspadai Stress

Wanita berisikoterkena keputihan ketika tubuh sedang dalam keadaan stress, kurang istirahat, diet yang tidak sehat, dan terkena penyakit tertentu.


Pengobatan keputihan tergantung pada penyebab dan faktor yang berhubungan dengan faktor penyebab tersebut. Pengobatan infeksi jamur vagina yaitu dengan menjaga kebersihan dan perawatan daerah genitalia, hindarkan penyebab iritasi, gunakan obat-obatan anti jamur, gunakan cairan antiseptik pencuci daerah genitalia dan mengatasi faktor risiko seperti kencing manis, turunnya imunitas tubuh, dan penggunaan obat-obatan antibiotik dalam jangka waktu yang lama.


Kebanyakan kasus keputihan di diagnosa dan diobati sendiri oleh penderita. Keputihan tidak mengenal batasan usia. Berapa pun usia seorang wanita, bisa saja terkena keputihan.


Pada Kehamilan

Sebagai perempuan hamil tidak pernah mengeluhkan keputihan yang tiba-tiba dideritanya. Hal ini karena tidak merasa terganggu. Padahal jika dibiarkan berlarut-larut keputihan tersebut bisa membahayakan kehamilan. Tak hanya dapat menyebabkan persalinan prematur, keputihan pada kehamilan juga dapat menyebabkan ketuban pecah sebelum waktunya serta kelahiran bayi dengan berat lahir rendah (kurang dari2500 gram).


Pada saat hamil akan terjadi peningkatan pengeluaran cairan vagina daripada biasanya yang disebabkan karena adanya perubahan hormonal selama kehamilan.


Bentuk dari cairan vagina selama kehamilan berwarna bening atau putih susu, encer dan tidak berbau. Ini adalah normal. Yang akan meningkat dengan bertambahnya usia kehamilan.


Karena itu sangatlah dianjurkan agar ibu hamil melakukan pemeriksaan khamilan tatkala dirinya mengalami keputihan. Apalagi jika keputihan tersebut mulai timbul gejala gatal yang sangat hingga cairan berbau.


Dari bermacam keputihan, ada 3 jenis yang dapat terjadi pada kondisi hamil. Yaitu kandidosis vulvovaginal, vaginosis bacterialis, dan trikomoniasis.


Kandidosis vulvovaginal penyebabnya adalah candida albicans. Kandidosis vulvovaginal dapat terjadi karena pertumbuhan berlebihan sel-sel jamur. Kondisi tersebut antara lain disebabkan oleh: kehamilan, pemakaian kontrasepsi oral kombinasi, pemakaian antibiotik berlebihan, menstruasi, diabetes mellitus, penyakit-penyakit yang menurunkan daya kekebalan tubuh, kebiasaan pembersih/pewangi vagina, vaginal jeli atau pemakaian celana dalam yang ketat dengan ventilasi kurang.


Dampaknya adalah jika dibiarkan dan tidak segera diatasi, maka dapat menyebabkan kelahiran prematur, ketuban pecah dini, dan berat bayi lahir rendah.


Vaginosis bacterialis penyebabnya adalah perubahan ekosistem daerah genital. Yaitu keadaan menghilangnya jumlah laktobasili yang nomal dan disertai pertumbuhan berlebihan dari mikroorganisme lain dalam konsentrasi yang tinggi. Dibandingkan pada saat tidak hamil, frekuensi terjadinya vaginosis bacterialis pada perempuan hamil cukup tinggi, sekitar 16-24%.


Trikomoniasis penyebabnya adalah trichomonas vaginalis, yaitu protozoa yang mempunyai flagel, pada manusia biasanya terdapat di urerta (saluran kemih). Ditularkan umumnya melalui hubungan seksual.


Tips Hindari Keputihan:

1. Gunakan selalu pakaian dalam dari bahan katun dan hindari pakaian dalam dari bahan sintesis serta celana ketat.

2. Usahakan agar jangan menggunakan panty liner setiap hari

3. Usai mandi usahakan area genital benar-benar kering. Gunakan pengering berupa handuk yang berisi dan jangan menggunakan tisu yang beraroma wangi.

4. Bersihkan area genital dari depan ke belakang setiap selesai berkemih atau buang air besar, karena dapat membantu mengurangi kontaminasi .mikroorganisme dari saluran kemih dan anus.

5. Kurangi mengkonsumsi makanan manis serta yang mengandung kafein.
Selengkapnya...

Saturday, April 4, 2009

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MENINGITIS

1 comments

Defenisi
Meningitis adalah radang dari selaput otak (arachnoid dan piamater). Bakteri dan virus merupakan penyebab utama dari meningitis.


Patofisiologi
Otak dilapisi oleh tiga lapisan, yaitu: duramater, arachnoid, dan piamater. Cairan otak dihasilkan di dalam pleksus choroid ventrikel bergerak / mengalir melalui sub arachnoid dalam sistem ventrikuler dan seluruh otak dan sumsum tulang belakang, direabsorbsi melalui villi arachnoid yang berstruktur seperti jari-jari di dalam lapisan subarachnoid.
Organisme (virus / bakteri) yang dapat menyebabkan meningitis, memasuki cairan otak melaui aliran darah di dalam pembuluh darah otak. Cairan hidung (sekret hidung) atau sekret telinga yang disebabkan oleh fraktur tulang tengkorak dapat menyebabkan meningitis karena hubungan langsung antara cairan otak dengan lingkungan (dunia luar), mikroorganisme yang masuk dapat berjalan ke cairan otak melalui ruangan subarachnoid. Adanya mikroorganisme yang patologis merupakan penyebab peradangan pada piamater, arachnoid, cairan otak dan ventrikel. Eksudat yang dibentuk akan menyebar, baik ke kranial maupun ke saraf spinal yang dapat menyebabkan kemunduran neurologis selanjutnya, dan eksudat ini dapat menyebabkan sumbatan aliran normal cairan otak dan dapat menyebabkan hydrocephalus.


Etiologi
Meningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme, tetapi kebanyakan pasien dengan meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti fraktur tulang tengkorak, infeksi, operasi otak atau sum-sum tulang belakang. Seperti disebutkan diatas bahwa meningitis itu disebabkan oleh virus dan bakteri, maka meningitis dibagi menjadi dua bagian besar yaitu : meningitis purulenta dan meningitis serosa.


Meningitis Bakteri
Bakteri yang paling sering menyebabkan meningitis adalah haemofilus influenza, Nersseria,Diplokokus pnemonia, Sterptokokus group A, Stapilokokus Aurens, Eschericia colli, Klebsiela dan Pseudomonas. Tubuh akan berespon terhadap bakteri sebagai benda asing dan berespon dengan terjadinya peradangan dengan adanya neutrofil, monosit dan limfosit. Cairan eksudat yang terdiri dari bakteri, fibrin dan lekosit terbentuk di ruangan subarahcnoid ini akan terkumpul di dalam cairan otak sehingga dapat menyebabkan lapisan yang tadinya tipis menjadi tebal. Dan pengumpulan cairan ini akan menyebabkan peningkatan intrakranial. Hal ini akan menyebabkan jaringan otak akan mengalami infark.


Meningitis Virus
Tipe dari meningitis ini sering disebut aseptik meningitis. Ini biasanya disebabkan oleh berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti; gondok, herpez simplek dan herpez zoster. Eksudat yang biasanya terjadi pada meningitis bakteri tidak terjadi pada meningitis virus dan tidak ditemukan organisme pada kultur cairan otak. Peradangan terjadi pada seluruh koteks cerebri dan lapisan otak. Mekanisme atau respon dari jaringan otak terhadap virus bervariasi tergantung pada jenis sel yang terlibat.


Pencegahan
Meningitis dapat dicegah dengan cara mengenali dan mengerti dengan baik faktor presdis posisi seperti otitis media atau infeksi saluran napas (seperti TBC) dimana dapat menyebabkan meningitis serosa. Dalam hal ini yang paling penting adalah pengobatan tuntas (antibiotik) walaupun gejala-gejala infeksi tersebut telah hilang.
Setelah terjadinya meningitis penanganan yang sesuai harus cepat diatasi. Untuk mengidentifikasi faktor atau janis organisme penyebab dan dengan cepat memberikan terapi sesuai dengan organisme penyebab untuk melindungi komplikasi yang serius.


Pengkajian Pasien dengan meningitis
Riwayat penyakit dan pengobatan
Faktor riwayat penyakit sangat penting diketahui karena untuk mengetahui jenis kuman penyebab. Disini harus ditanya dengan jelas tentang gejala yang timbul seperti kapan mulai serangan, sembuh atau bertambah buruk. Setelah itu yang perlu diketahui adalah status kesehatan masa lalu untuk mengetahui adanya faktor presdiposisi seperti infeksi saluran napas, atau fraktur tulang tengkorak, dll.


Manifestasi Klinik
- Pada awal penyakit, kelelahan, perubahan daya mengingat, perubahan tingkah laku.
- Sesuai dengan cepatnya perjalanan penyakit pasien menjadi stupor.
- Sakit kepala
- Sakit-sakit pada otot-otot
- Reaksi pupil terhadap cahaya. Photofobia apabila cahaya diarahkan pada mata pasien
- Adanya disfungsi pada saraf III, IV, dan VI
- Pergerakan motorik pada masa awal penyakit biasanya normal dan pada tahap lanjutan bisa terjadi hemiparese, hemiplegia, dan penurunan tonus otot.
- Refleks Brudzinski dan refleks Kernig (+) pada bakterial meningitis dan tidak terdapat pada virus meningitis.
- Nausea
- Vomiting
- Demam
- Takikardia
- Kejang yang bisa disebabkan oleh iritasi dari korteks cerebri atau hiponatremia
- Pasien merasa takut dan cemas.


Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang khas pada meningitis adalah analisa cairan otak. Lumbal punksi tidak bisa dikerjakan pada pasien dengan peningkatan tekanan tintra kranial. Analisa cairan otak diperiksa untuk jumlah sel, protein, dan konsentrasi glukosa.
Pemeriksaan darah ini terutama jumlah sel darah merah yang biasanya meningkat diatas nilai normal.
Serum elektrolit dan serum glukosa dinilai untuk mengidentifikasi adanya ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremi.
Kadar glukosa darah dibandingkan dengan kadar glukosa cairan otak. Normalnya kadar glukosa cairan otak adalah 2/3 dari nilai serum glukosa dan pada pasien meningitis kadar glukosa cairan otaknya menurun dari nilai normal.


Pemeriksaan Radiografi
CT-Scan dilakukan untuk menentukan adanya edema cerebral atau penyakit saraf lainnya. Hasilnya biasanya normal, kecuali pada penyakit yang sudah sangat parah.


Pengobatan
Pengobatan biasanya diberikan antibiotik yang paling sesuai.
Untuk setiap mikroorganisme penyebab meningitis:

- Antibiotik
1. Penicilin G
Organisme: Pneumoccocci, Meningoccocci, Streptoccocci.

2. Gentamicyn
Organisme: Klebsiella, Pseudomonas, Proleus.

3. Chlorampenikol
Organisme: Haemofilus, Influenza.

4. Terapi TBC: Streptomicyn, INH, PAS.
Organisme: Micobacterium Tuberculosis


Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul adalah :

Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial
Tujuan
- Pasien kembali pada,keadaan status neurologis sebelum sakit
- Meningkatnya kesadaran pasien dan fungsi sensoris

Kriteria hasil
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Rasa sakit kepala berkurang
- Kesadaran meningkat
- Adanya peningkatan kognitif dan tidak ada atau hilangnya tanda-tanda tekanan intrakranial yang meningkat.

Rencana Tindakan

INTERVENSI
1. Pasien bed rest total dengan posisi tidur terlentang tanpa bantal.
Rasional: Perubahan pada tekanan intakranial akan dapat meyebabkan resiko untuk terjadinya herniasi otak.

2. Monitor tanda-tanda status neurologis dengan GCS.
Rasional: Dapat mengurangi kerusakan otak lebih lanjut.

3. Monitor tanda-tanda vital seperti TD, Nadi, Suhu, Resoirasi dan hati-hati pada hipertensi sistolik.
Rasional: Pada keadaan normal autoregulasi mempertahankan keadaan tekanan darah sistemik berubah secara fluktuasi. Kegagalan autoreguler akan menyebabkan kerusakan vaskuler cerebral yang dapat dimanifestasikan dengan peningkatan sistolik dan diiukuti oleh penurunan tekanan diastolik. Sedangkan peningkatan suhu dapat menggambarkan perjalanan infeksi.

4. Monitor intake dan output.
Rasional: Hipertermi dapat menyebabkan peningkatan IWL dan meningkatkan resiko dehidrasi terutama pada pasien yang tidak sadra, nausea yang menurunkan intake per oral.

5. Bantu pasien untuk membatasi muntah, batuk. Anjurkan pasien untuk mengeluarkan napas apabila bergerak atau berbalik di tempat tidur.
Rasional: Aktifitas ini dapat meningkatkan tekanan intrakranial dan intraabdomen. Mengeluarkan napas sewaktu bergerak atau merubah posisi dapat melindungi diri dari efek valsava.

6. Kolaborasi
Berikan cairan perinfus dengan perhatian ketat.
Rasional: Meminimalkan fluktuasi pada beban vaskuler dan tekanan intrakranial, vetriksi cairan dan cairan dapat menurunkan edema cerebral.

7. Monitor AGD bila diperlukan pemberian oksigen.
Rasional: Adanya kemungkinan asidosis disertai dengan pelepasan oksigen pada tingkat sel dapat menyebabkan terjadinya iskhemik serebral.

8. Berikan terapi sesuai advis dokter seperti: Steroid, Aminofel, Antibiotika.
Rasional: Terapi yang diberikan dapat menurunkan permeabilitas kapiler, menurunkan edema serebri, dan menurunkan metabolik sel / konsumsi dan kejang.


Sakit kepala sehubungan dengan adanya iritasi lapisan otak
Tujuan
Pasien terlihat rasa sakitnya berkurang / rasa sakit terkontrol

Kriteria evaluasi
- Pasien dapat tidur dengan tenang
- Memverbalisasikan penurunan rasa sakit.

Rencana Tindakan

INTERVENSI
1. Usahakan membuat lingkungan yang aman dan tenang.
Rasional: Menurukan reaksi terhadap rangsangan ekternal atau kesensitifan terhadap cahaya dan menganjurkan pasien untuk beristirahat.

2. Kompres dingin (es) pada kepala dan kain dingin pada mata.
Rasional: Dapat menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah otak.

3. Lakukan latihan gerak aktif atau pasif sesuai kondisi dengan lembut dan hati-hati.
Rasional: Dapat membantu relaksasi otot-otot yang tegang dan dapat menurunkan rasa sakit / disconfort.

4. Kolaborasi
Berikan obat analgesik.
Rasional: Mungkin diperlukan untuk menurunkan rasa sakit. Catatan : Narkotika merupakan kontraindikasi karena berdampak pada status neurologis sehingga sukar untuk dikaji.


Potensial terjadinya injuri sehubungan dengan adanya kejang, perubahan status mental dan penurunan tingkat kesadaran
Tujuan:
Pasien bebas dari injuri yang disebabkan oleh kejang dan penurunan kesadaran

Rencana Tindakan

INTERVENSI
1. Monitor kejang pada tangan, kaki, mulut dan otot-otot muka lainnya.
Rasional: Gambaran tribalitas sistem saraf pusat memerlukan evaluasi yang sesuai dengan intervensi yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi..

2. Persiapkan lingkungan yang aman seperti batasan ranjang, papan pengaman, dan alat suction selalu berada dekat pasien.
Rasional: Melindungi pasien bila kejang terjadi.

3. Pertahankan bedrest total selama fase akut.
Rasional: Mengurangi resiko jatuh / terluka jika vertigo, sincope, dan ataksia terjadi.

4. Kolaborasi
Berikan terapi sesuai advis dokter seperti; diazepam, phenobarbital, dll.
Rasional: Untuk mencegah atau mengurangi kejang.
Catatan: Phenobarbital dapat menyebabkan respiratorius depresi dan sedasi.
Selengkapnya...

 

dez's blog Copyright © 2008 D'Black by Ipiet's Blogger Template