Saturday, June 6, 2009

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN KEJANG DEMAM


I. Konsep Dasar Teori
A. Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karenakenaikan suhu tubuh (suhu rectal diatas 38° C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.

B. Etiologi
1. disebabkan oleh suhu yang tinggi

2. timbul pada permulaan penyakit infeksi (extra Cranial), yang disebabkan oleh banyak macam agent:
a. Bakteriel:
Penyakit pada Tractus Respiratorius:
· Pharingitis
· Tonsilitis
· Otitis Media
· Laryngitis
· Bronchitis
· Pneumonia
Pada G. I. Tract:
· Dysenteri Baciller
Sepsis
Pada tractus Urogenitalis:
· Pyelitis
· Cystitis
· Pyelonephritis

b. Virus:
Terutama yang disertai exanthema:
· Varicella
· Morbili
· Dengue
· Exanthemasubitung

C. Patofisiologi
Belum jelas, kemungkinan dipengaruhi faktor keturunan atau genetik.
Penyakit Infeksi (extra cranial) ---> Kenaikan Suhu ---> Disfungsi Neorologis Pada Jaringan Serebral ---> Episode Paroksisimal Berulang (kejang)

D. Prognosa
Dengan penanggulangan yang tepat dan cepat prognosa baik dan tidak menyebabkan kematian.Apabila tidak diterapi dengan baik, kejang demam dapat berkembang menjadi:
· Kejang demam berulang
· Epilepsi
· Kelainan motorik
· Gangguan mental dan belajar

E. Gejala Klinis
Ada 2 bentuk kejang demam (menurut Lwingstone), yaitu:
1. Kejang demam sederhana (Simple Febrile Seizure), dengan ciri-ciri gejala klinis sebagai berikut:
· Kejang berlangsung singkat, <> 15 menit
· Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial
· Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.

F. Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis: Biasanya didapatkan riwayat kejang demam pada anggota keluarga yang lainnya (ayah, ibu, atau saudara kandung).

Pemeriksaan Neurologis: tidak didapatkan kelainan.

Pemeriksaan Laboratorium: pemeriksaan rutin tidak dianjurkan, kecuali untuk mengevaluasi sumber infeksi atau mencari penyebab (darah tepi, elektrolit, dan gula
darah).

Pemeriksaan Radiologi: X-ray kepala, CT scan kepala atau MRI tidak rutin dan hanya dikerjakan atas indikasi.

Pemeriksaan cairan serebrospinal (CSS): tindakan pungsi lumbal untuk pemeriksaan CSS dilakukan untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis. Pada bayi kecil, klinis meningitis tidak jelas, maka tindakan pungsi lumbal dikerjakan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Bayi <> 18 bulan: tidak rutin, kecuali bila ada tanda-tanda meningitis.

Pemeriksaan Elektro Ensefalografi (EEG): tidak direkomendasikan, kecuali pada kejang demam yang tidak khas (misalnya kejang demam komplikata pada anak usia > 6 tahun atau kejang demam fokal.

G. Diagnosis Banding
· Meningitis
· Ensefalitis
· Abses otak

H. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan kejang demam meliputi:
Penanganan pada saat kejang
· Menghentikan kejang: Diazepam dosis awal 0,3 – 0,5 mg/KgBB/dosis IV (perlahan-lahan) atau 0,4 – 0,6 mg/KgBB/dosis REKTAL SUPPOSITORIA. Bila kejang masih belum teratasi dapat diulang dengan dosis yang sama 20 menit kemudian.
· Turunkan demam:
Anti Piretika: Paracetamol 10 mg/KgBB/dosis PO atau Ibuprofen 5 – 10 mg/KgBB/dosis PO, keduanya diberikan 3 – 4 kali per hari.
Kompres: suhu > 39° C dengan air hangat, suhu > 38° C dengan air biasa.
· Pengobatan penyebab: antibiotika diberikan sesuai indikasi dengan penyakit dasarnya.
· Penanganan suportif lainnya meliputi: bebaskan jalan nafas, pemberian oksigen, menjaga keseimbangan air dan elektrolit, pertahankan keseimbangan tekanan darah.

Pencegahan Kejang
· Pencegahan berkala ( intermiten ) untuk kejang demam sederhana dengan Diazepam 0,3 mg/KgBB/dosis PO dan anti piretika pada saat anak menderita penyakit yang disertai demam.
· Pencegahan kontinu untuk kejang demam komplikata dengan Asam Valproat 15– 40 mg/KgBB/hari PO dibagi dalam 2 – 3 dosis.


II. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan:
1. Resiko terjadi kerusakan sel otak akibat kejang
Intervensi:
· Baringkan ditempat yang rata, miringkan kepala
· Singkirkan benda-benda yang berbahaya di sekitar pasien
· Lepaskan pakaian yang mengganggu pernapasan
· Isap lendir sampai bersih
· Berikan oksigen
· Bila suhu tinggi berikan kompres secara intensif
· Setelah pasien sadar penuh berikan minum hangat
· Jika kejang masih berlangsung dengan tindakan ini segera hubungi dokter

2. Suhu tubuh meningkat diatas normal berhubungan dengan infeksi
Intervensi:
· Berikan minum yang banyak
· Berikan suasana yang nyaman
· Observasi tanda-tanda vital
· Berikan selimut yang tipis dan pakaian yang menyerap keringat

3. Resiko terjadi bahaya / injury
Intervensi:
· Tempatkan pasien kejang pada tempat yang datar dan aman
· Hindarkan benda-benda yang berbahaya di sekitar pasien
· Monitor ketat keadaan umum pasien setelah pemberian konvulsan

4. Kurangnya pengetahuan orang tua,mengenai penyakit
Intervensi:
*Menjelaskan pada orang tua tentang:
· Menyediakan obat antipiretika dan anti konvulsan sesuai petunjuk dokter
· Anak segera diberikan obat antipiretik bila demam
· Penanganan kejang sederhana di rumah: dibaringkan di tempat yang rata dan aman, melonggarkan baju, memberikan kompres dingin, memberi minum setelah pasien sadar penuh.
· Bila kejang berlangsung lama segera bawa ke rumah sakit
· Bila diberikan diazepam rectal, ajarkan pemakaian.
· Jika anak mendapat imunisasi beritahukan orang tua agar menjelaskan pada petugas kesehatan jika anaknya penderita kejang demam dan diberikan imunisasi yang tidak mengakibatkan demam.

1 comments:

Fahmi on June 8, 2009 at 2:27 PM said...

Lanjutkan.....Bu.....

 

dez's blog Copyright © 2008 D'Black by Ipiet's Blogger Template