I. Konsep Dasar Teori
A. Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karenakenaikan suhu tubuh (suhu rectal diatas 38° C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
B. Etiologi
1. disebabkan oleh suhu yang tinggi
2. timbul pada permulaan penyakit infeksi (extra Cranial), yang disebabkan oleh banyak macam agent:
a. Bakteriel:
Penyakit pada Tractus Respiratorius:
· Pharingitis
· Tonsilitis
· Otitis Media
· Laryngitis
· Bronchitis
· Pneumonia
Pada G. I. Tract:
· Dysenteri Baciller
Sepsis
Pada tractus Urogenitalis:
· Pyelitis
· Cystitis
· Pyelonephritis
b. Virus:
Terutama yang disertai exanthema:
· Varicella
· Morbili
· Dengue
· Exanthemasubitung
C. Patofisiologi
Belum jelas, kemungkinan dipengaruhi faktor keturunan atau genetik.
Penyakit Infeksi (extra cranial) ---> Kenaikan Suhu ---> Disfungsi Neorologis Pada Jaringan Serebral ---> Episode Paroksisimal Berulang (kejang)
D. Prognosa
Dengan penanggulangan yang tepat dan cepat prognosa baik dan tidak menyebabkan kematian.Apabila tidak diterapi dengan baik, kejang demam dapat berkembang menjadi:
· Kejang demam berulang
· Epilepsi
· Kelainan motorik
· Gangguan mental dan belajar
E. Gejala Klinis
Ada 2 bentuk kejang demam (menurut Lwingstone), yaitu:
1. Kejang demam sederhana (Simple Febrile Seizure), dengan ciri-ciri gejala klinis sebagai berikut:
· Kejang berlangsung singkat, <> 15 menit
· Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial
· Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
F. Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis: Biasanya didapatkan riwayat kejang demam pada anggota keluarga yang lainnya (ayah, ibu, atau saudara kandung).
Pemeriksaan Neurologis: tidak didapatkan kelainan.
Pemeriksaan Laboratorium: pemeriksaan rutin tidak dianjurkan, kecuali untuk mengevaluasi sumber infeksi atau mencari penyebab (darah tepi, elektrolit, dan gula
darah).
Pemeriksaan Radiologi: X-ray kepala, CT scan kepala atau MRI tidak rutin dan hanya dikerjakan atas indikasi.
Pemeriksaan cairan serebrospinal (CSS): tindakan pungsi lumbal untuk pemeriksaan CSS dilakukan untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis. Pada bayi kecil, klinis meningitis tidak jelas, maka tindakan pungsi lumbal dikerjakan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Bayi <> 18 bulan: tidak rutin, kecuali bila ada tanda-tanda meningitis.
Pemeriksaan Elektro Ensefalografi (EEG): tidak direkomendasikan, kecuali pada kejang demam yang tidak khas (misalnya kejang demam komplikata pada anak usia > 6 tahun atau kejang demam fokal.
G. Diagnosis Banding
· Meningitis
· Ensefalitis
· Abses otak
H. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan kejang demam meliputi:
Penanganan pada saat kejang
· Menghentikan kejang: Diazepam dosis awal 0,3 – 0,5 mg/KgBB/dosis IV (perlahan-lahan) atau 0,4 – 0,6 mg/KgBB/dosis REKTAL SUPPOSITORIA. Bila kejang masih belum teratasi dapat diulang dengan dosis yang sama 20 menit kemudian.
· Turunkan demam:
Anti Piretika: Paracetamol 10 mg/KgBB/dosis PO atau Ibuprofen 5 – 10 mg/KgBB/dosis PO, keduanya diberikan 3 – 4 kali per hari.
Kompres: suhu > 39° C dengan air hangat, suhu > 38° C dengan air biasa.
· Pengobatan penyebab: antibiotika diberikan sesuai indikasi dengan penyakit dasarnya.
· Penanganan suportif lainnya meliputi: bebaskan jalan nafas, pemberian oksigen, menjaga keseimbangan air dan elektrolit, pertahankan keseimbangan tekanan darah.
Pencegahan Kejang
· Pencegahan berkala ( intermiten ) untuk kejang demam sederhana dengan Diazepam 0,3 mg/KgBB/dosis PO dan anti piretika pada saat anak menderita penyakit yang disertai demam.
· Pencegahan kontinu untuk kejang demam komplikata dengan Asam Valproat 15– 40 mg/KgBB/hari PO dibagi dalam 2 – 3 dosis.
II. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan:
1. Resiko terjadi kerusakan sel otak akibat kejang
Intervensi:
· Baringkan ditempat yang rata, miringkan kepala
· Singkirkan benda-benda yang berbahaya di sekitar pasien
· Lepaskan pakaian yang mengganggu pernapasan
· Isap lendir sampai bersih
· Berikan oksigen
· Bila suhu tinggi berikan kompres secara intensif
· Setelah pasien sadar penuh berikan minum hangat
· Jika kejang masih berlangsung dengan tindakan ini segera hubungi dokter
2. Suhu tubuh meningkat diatas normal berhubungan dengan infeksi
Intervensi:
· Berikan minum yang banyak
· Berikan suasana yang nyaman
· Observasi tanda-tanda vital
· Berikan selimut yang tipis dan pakaian yang menyerap keringat
3. Resiko terjadi bahaya / injury
Intervensi:
· Tempatkan pasien kejang pada tempat yang datar dan aman
· Hindarkan benda-benda yang berbahaya di sekitar pasien
· Monitor ketat keadaan umum pasien setelah pemberian konvulsan
4. Kurangnya pengetahuan orang tua,mengenai penyakit
Intervensi:
*Menjelaskan pada orang tua tentang:
· Menyediakan obat antipiretika dan anti konvulsan sesuai petunjuk dokter
· Anak segera diberikan obat antipiretik bila demam
· Penanganan kejang sederhana di rumah: dibaringkan di tempat yang rata dan aman, melonggarkan baju, memberikan kompres dingin, memberi minum setelah pasien sadar penuh.
· Bila kejang berlangsung lama segera bawa ke rumah sakit
· Bila diberikan diazepam rectal, ajarkan pemakaian.
· Jika anak mendapat imunisasi beritahukan orang tua agar menjelaskan pada petugas kesehatan jika anaknya penderita kejang demam dan diberikan imunisasi yang tidak mengakibatkan demam.
A. Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karenakenaikan suhu tubuh (suhu rectal diatas 38° C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
B. Etiologi
1. disebabkan oleh suhu yang tinggi
2. timbul pada permulaan penyakit infeksi (extra Cranial), yang disebabkan oleh banyak macam agent:
a. Bakteriel:
Penyakit pada Tractus Respiratorius:
· Pharingitis
· Tonsilitis
· Otitis Media
· Laryngitis
· Bronchitis
· Pneumonia
Pada G. I. Tract:
· Dysenteri Baciller
Sepsis
Pada tractus Urogenitalis:
· Pyelitis
· Cystitis
· Pyelonephritis
b. Virus:
Terutama yang disertai exanthema:
· Varicella
· Morbili
· Dengue
· Exanthemasubitung
C. Patofisiologi
Belum jelas, kemungkinan dipengaruhi faktor keturunan atau genetik.
Penyakit Infeksi (extra cranial) ---> Kenaikan Suhu ---> Disfungsi Neorologis Pada Jaringan Serebral ---> Episode Paroksisimal Berulang (kejang)
D. Prognosa
Dengan penanggulangan yang tepat dan cepat prognosa baik dan tidak menyebabkan kematian.Apabila tidak diterapi dengan baik, kejang demam dapat berkembang menjadi:
· Kejang demam berulang
· Epilepsi
· Kelainan motorik
· Gangguan mental dan belajar
E. Gejala Klinis
Ada 2 bentuk kejang demam (menurut Lwingstone), yaitu:
1. Kejang demam sederhana (Simple Febrile Seizure), dengan ciri-ciri gejala klinis sebagai berikut:
· Kejang berlangsung singkat, <> 15 menit
· Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial
· Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
F. Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis: Biasanya didapatkan riwayat kejang demam pada anggota keluarga yang lainnya (ayah, ibu, atau saudara kandung).
Pemeriksaan Neurologis: tidak didapatkan kelainan.
Pemeriksaan Laboratorium: pemeriksaan rutin tidak dianjurkan, kecuali untuk mengevaluasi sumber infeksi atau mencari penyebab (darah tepi, elektrolit, dan gula
darah).
Pemeriksaan Radiologi: X-ray kepala, CT scan kepala atau MRI tidak rutin dan hanya dikerjakan atas indikasi.
Pemeriksaan cairan serebrospinal (CSS): tindakan pungsi lumbal untuk pemeriksaan CSS dilakukan untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis. Pada bayi kecil, klinis meningitis tidak jelas, maka tindakan pungsi lumbal dikerjakan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Bayi <> 18 bulan: tidak rutin, kecuali bila ada tanda-tanda meningitis.
Pemeriksaan Elektro Ensefalografi (EEG): tidak direkomendasikan, kecuali pada kejang demam yang tidak khas (misalnya kejang demam komplikata pada anak usia > 6 tahun atau kejang demam fokal.
G. Diagnosis Banding
· Meningitis
· Ensefalitis
· Abses otak
H. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan kejang demam meliputi:
Penanganan pada saat kejang
· Menghentikan kejang: Diazepam dosis awal 0,3 – 0,5 mg/KgBB/dosis IV (perlahan-lahan) atau 0,4 – 0,6 mg/KgBB/dosis REKTAL SUPPOSITORIA. Bila kejang masih belum teratasi dapat diulang dengan dosis yang sama 20 menit kemudian.
· Turunkan demam:
Anti Piretika: Paracetamol 10 mg/KgBB/dosis PO atau Ibuprofen 5 – 10 mg/KgBB/dosis PO, keduanya diberikan 3 – 4 kali per hari.
Kompres: suhu > 39° C dengan air hangat, suhu > 38° C dengan air biasa.
· Pengobatan penyebab: antibiotika diberikan sesuai indikasi dengan penyakit dasarnya.
· Penanganan suportif lainnya meliputi: bebaskan jalan nafas, pemberian oksigen, menjaga keseimbangan air dan elektrolit, pertahankan keseimbangan tekanan darah.
Pencegahan Kejang
· Pencegahan berkala ( intermiten ) untuk kejang demam sederhana dengan Diazepam 0,3 mg/KgBB/dosis PO dan anti piretika pada saat anak menderita penyakit yang disertai demam.
· Pencegahan kontinu untuk kejang demam komplikata dengan Asam Valproat 15– 40 mg/KgBB/hari PO dibagi dalam 2 – 3 dosis.
II. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan:
1. Resiko terjadi kerusakan sel otak akibat kejang
Intervensi:
· Baringkan ditempat yang rata, miringkan kepala
· Singkirkan benda-benda yang berbahaya di sekitar pasien
· Lepaskan pakaian yang mengganggu pernapasan
· Isap lendir sampai bersih
· Berikan oksigen
· Bila suhu tinggi berikan kompres secara intensif
· Setelah pasien sadar penuh berikan minum hangat
· Jika kejang masih berlangsung dengan tindakan ini segera hubungi dokter
2. Suhu tubuh meningkat diatas normal berhubungan dengan infeksi
Intervensi:
· Berikan minum yang banyak
· Berikan suasana yang nyaman
· Observasi tanda-tanda vital
· Berikan selimut yang tipis dan pakaian yang menyerap keringat
3. Resiko terjadi bahaya / injury
Intervensi:
· Tempatkan pasien kejang pada tempat yang datar dan aman
· Hindarkan benda-benda yang berbahaya di sekitar pasien
· Monitor ketat keadaan umum pasien setelah pemberian konvulsan
4. Kurangnya pengetahuan orang tua,mengenai penyakit
Intervensi:
*Menjelaskan pada orang tua tentang:
· Menyediakan obat antipiretika dan anti konvulsan sesuai petunjuk dokter
· Anak segera diberikan obat antipiretik bila demam
· Penanganan kejang sederhana di rumah: dibaringkan di tempat yang rata dan aman, melonggarkan baju, memberikan kompres dingin, memberi minum setelah pasien sadar penuh.
· Bila kejang berlangsung lama segera bawa ke rumah sakit
· Bila diberikan diazepam rectal, ajarkan pemakaian.
· Jika anak mendapat imunisasi beritahukan orang tua agar menjelaskan pada petugas kesehatan jika anaknya penderita kejang demam dan diberikan imunisasi yang tidak mengakibatkan demam.
1 comments:
Lanjutkan.....Bu.....
Post a Comment