Sunday, April 12, 2009

TENTANG KEPUTIHAN


Hampir setiap wanita pernah mengalami keputihan. Ada yang dapat diatasi dengan segera, namun ada juag yang membutuhkan waktu hingga tuntas.


Apa sebenarnya keputihan itu? Banyak wanita menganggap cairan yang keluar dari vagina itu sebagai cairan biasa. Padahal menurut penelitian 75% dari seluruh wanita di dunia akan mengalami keputihan paling tidak sekali seumur hidup. Bahkan 45% wanita mengalami dua kali atau lebih dan 92% keputihan disebabkan jamur yang disebut candida albicans.


Secara medis, keputihan disebut sebagai flour albus dan merupakan penyakit, yang dapat dikategorikan normal (fisiologis) dan tidak normal (patologis).


Waspadai Stress

Wanita berisikoterkena keputihan ketika tubuh sedang dalam keadaan stress, kurang istirahat, diet yang tidak sehat, dan terkena penyakit tertentu.


Pengobatan keputihan tergantung pada penyebab dan faktor yang berhubungan dengan faktor penyebab tersebut. Pengobatan infeksi jamur vagina yaitu dengan menjaga kebersihan dan perawatan daerah genitalia, hindarkan penyebab iritasi, gunakan obat-obatan anti jamur, gunakan cairan antiseptik pencuci daerah genitalia dan mengatasi faktor risiko seperti kencing manis, turunnya imunitas tubuh, dan penggunaan obat-obatan antibiotik dalam jangka waktu yang lama.


Kebanyakan kasus keputihan di diagnosa dan diobati sendiri oleh penderita. Keputihan tidak mengenal batasan usia. Berapa pun usia seorang wanita, bisa saja terkena keputihan.


Pada Kehamilan

Sebagai perempuan hamil tidak pernah mengeluhkan keputihan yang tiba-tiba dideritanya. Hal ini karena tidak merasa terganggu. Padahal jika dibiarkan berlarut-larut keputihan tersebut bisa membahayakan kehamilan. Tak hanya dapat menyebabkan persalinan prematur, keputihan pada kehamilan juga dapat menyebabkan ketuban pecah sebelum waktunya serta kelahiran bayi dengan berat lahir rendah (kurang dari2500 gram).


Pada saat hamil akan terjadi peningkatan pengeluaran cairan vagina daripada biasanya yang disebabkan karena adanya perubahan hormonal selama kehamilan.


Bentuk dari cairan vagina selama kehamilan berwarna bening atau putih susu, encer dan tidak berbau. Ini adalah normal. Yang akan meningkat dengan bertambahnya usia kehamilan.


Karena itu sangatlah dianjurkan agar ibu hamil melakukan pemeriksaan khamilan tatkala dirinya mengalami keputihan. Apalagi jika keputihan tersebut mulai timbul gejala gatal yang sangat hingga cairan berbau.


Dari bermacam keputihan, ada 3 jenis yang dapat terjadi pada kondisi hamil. Yaitu kandidosis vulvovaginal, vaginosis bacterialis, dan trikomoniasis.


Kandidosis vulvovaginal penyebabnya adalah candida albicans. Kandidosis vulvovaginal dapat terjadi karena pertumbuhan berlebihan sel-sel jamur. Kondisi tersebut antara lain disebabkan oleh: kehamilan, pemakaian kontrasepsi oral kombinasi, pemakaian antibiotik berlebihan, menstruasi, diabetes mellitus, penyakit-penyakit yang menurunkan daya kekebalan tubuh, kebiasaan pembersih/pewangi vagina, vaginal jeli atau pemakaian celana dalam yang ketat dengan ventilasi kurang.


Dampaknya adalah jika dibiarkan dan tidak segera diatasi, maka dapat menyebabkan kelahiran prematur, ketuban pecah dini, dan berat bayi lahir rendah.


Vaginosis bacterialis penyebabnya adalah perubahan ekosistem daerah genital. Yaitu keadaan menghilangnya jumlah laktobasili yang nomal dan disertai pertumbuhan berlebihan dari mikroorganisme lain dalam konsentrasi yang tinggi. Dibandingkan pada saat tidak hamil, frekuensi terjadinya vaginosis bacterialis pada perempuan hamil cukup tinggi, sekitar 16-24%.


Trikomoniasis penyebabnya adalah trichomonas vaginalis, yaitu protozoa yang mempunyai flagel, pada manusia biasanya terdapat di urerta (saluran kemih). Ditularkan umumnya melalui hubungan seksual.


Tips Hindari Keputihan:

1. Gunakan selalu pakaian dalam dari bahan katun dan hindari pakaian dalam dari bahan sintesis serta celana ketat.

2. Usahakan agar jangan menggunakan panty liner setiap hari

3. Usai mandi usahakan area genital benar-benar kering. Gunakan pengering berupa handuk yang berisi dan jangan menggunakan tisu yang beraroma wangi.

4. Bersihkan area genital dari depan ke belakang setiap selesai berkemih atau buang air besar, karena dapat membantu mengurangi kontaminasi .mikroorganisme dari saluran kemih dan anus.

5. Kurangi mengkonsumsi makanan manis serta yang mengandung kafein.

 

dez's blog Copyright © 2008 D'Black by Ipiet's Blogger Template